Dekan FEB UPR: Kabut Asap Berdampak Pada Sektor Perekonomian di Kalteng

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), tampaknya tidak hanya berdampak pada pendidikan dan kesehatan saja. Melainkan, dampak tersebut juga berimbas pada perekonomian di Kalteng.

Hal ini, seperti yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya (FEB UPR), Dr Miar SE MSi yang menyampaikan, dampak kabut asap juga memiliki pengaruh pada sektor perekonomian di Kalteng.

Lanjut, Dr Miar yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Palangka Raya mengatakan, dampak kabut asap pada sektor perekonomian, diantaranya pada sektor riil.

Dimana, sektor riil itu sendiri sebenarnya, yaitu sektor yang berhubungan langsung dengan kegiatan ekonomi masyarakat, yang sangat mempengaruhi atau keberadaannya dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, seperti di Kalteng.

Dr Miar menjelaskan, sektor riil sendiri terbagi atas 3 (tiga) sub sektor, yaitu sub sektor Primer, maksudnya merupakan sektor utama perekonomian ekstrak atau hasil bumi. Sektor ini meliputi bahan baku dan makanan dasar, yang diterapkan dalan bentuk pertanian, perkebunan, pertambangan, kelautan, dan sebagainya.

“Di Kalteng sendiri, contoh banyaknya luasan perkebunan dan pertanian yang terbakar akibat karhutla, sehingga itu berpengaruh pada hasil produksi petani dan perkebunan, karena lahannya yang terbakar,” kata Dr Miar, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (20/09) tadi pagi.

Kemudian, sub sektor sekunder adalah sektor ekonomi yang cenderung berkaitan dengan pada sumber daya manusia, modal, teknologi dan bahan baku yang berasal dari sektor primer. Sektor ini meliputi lapangan usaha industri pengolahan, gas, listrik, air minum dan konstruksi.

“Akibat terbakarnya lahan pertanian dan perkebunan, maka para petani dan pekebun, mengalami sejumlah kerugian yang relatif besar. Sehingga itu sangat berdampak kerugian,” terangnya.

Serta, yang terakhir Dijelaskannya, yaitu dampak pada sub sektor Tersier, yangmana maksudnya adalah merupakan sektor ekonomi, yang berkaitan dengan pada nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan informasi, daya cipta, organisasi dan koordinasi antar manusia sehingga tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor ini meliputi lapangan usaha perdagangan, restoran, hotel, angkutan, keuangan, komunikasi, dan jasa-jasa.

“Sebagai contohnya, ketika adanya dampak kabut asap, yang sangat mempengaruhi jarak pandang penerbangan, sehingga sejumlah penerbangan mengalami keterlambatan bahkan pembatalan, maka itu sangat berdampak pada perputaran roda perekonomian di Kalteng.”

“Bahkan, itu juga berpengaruh pada tingkat hunian hotel yang ada di sejumlah daerah di Provinsi Kalteng, terutama Kota Palangka Raya dan Kota Sampit. Ini lah gambaran umum, dampak kabut asap pada perekonomian di Kalteng,” Imbuhnya.

Dekan FEB UPR ini juga berharap, agar kondisi udara di wilayah Kalteng, dapat segera membaik, sehingga perputaran roda perekonomian di Kalteng pun, akan kembali normal.

Ia juga mengapresiasi kinerja dari tim satuan tugas karhutla, yang sudah berkerja keras, siang dan malam, berjibaku memadamkan karhutla di Kalteng. Semoga, semua petugas Polri dan TNI, serta para relawan karhutla dapat senantiasa diberikan kesehatan, dalam menjalankan tugas mulia nya.(YS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: