Foto : Direktur RSUD Jaraga Sasameh Buntok, dr. Norman Wahyu.

Tuai Pertanyaan Dewan, Begini Rincian Dana Silpa di RSJS Buntok Sebesar Rp26 M Lebih

Foto : Direktur RSUD Jaraga Sasameh Buntok, dr. Norman Wahyu.

Beritakalteng.com, BUNTOK – Sempat menuai pertanyaan dari Pansus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Tahun 2021 yang dibentuk oleh DPRD Kabupaten Barito Selatan, begini rincian dana sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) di RSUD Jaraga Sasameh (RSJS) Buntok.

Diterangkan oleh Direktur RSJS Buntok, dr. Norman Wahyu, dana Silpa Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebesar Rp26 milyar lebih tersebut, merupakan sisa penggunaan anggaran yang belum terealisasi terhitung pada tanggal 31 Desember 2021 lalu.

Dana tersebut terdiri dari pembayaran jasa pelayanan (Jaspel) baik itu tenaga kesehatan yang masih terutang sejak tahun 2020 lalu. Kemudian, sebagian merupakan dana belanja BHP berupa obat-obatan dan alat kesehatan, operasional dan pembayaran sebagian utang RSJS yang berjumlah Rp13,4 milyar sejak tahun 2017.

“Silpa itu terdiri dari beberapa kewajiban, di situ ada Jaspel, kemudian ada utang rumah sakit baik itu BHP alkes maupun obat-obatan, dan juga ada belanja operasional. Karena kita namanya rumah sakit, harus belanja obat-obatan, perban, BHP lah pada pokoknya,” terang Wahyu di Kantornya, Rabu (8/6/2022).

“Dan jangan lupa juga bahwa di tahun 2020 dan 2021, kita masih ada Jaspel yang terhutang dengan karyawan di 2020 itu kita terhutang dari bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober. Kemudian ada juga Jaspel pasien umum kita terhutang di tahun 2020,” bebernya.

“Kemudian ada lagi utang obat dan BHP sekitar Rp13,4 milyar. Karena jumlah pasien meningkat pasti BHP-nya meningkat. Semakin meningkat jumlah pasien, berarti jumlah obat juga akan meningkat,” jelas Wahyu lagi.

Dijelaskan Wahyu lagi, dari total Rp26 milyar lebih, RSJS telah melakukan pembayaran – pembayaran, yaitu Jaspel tahun 2020, 2021 dan 2022 sekitar Rp14 milyar lebih, kemudian utang rumah sakit tahun 2017, 2018, 2019, 2020 sudah terbayar sekitar Rp9 milyar lebih dan hanya menyisakan sekitar Rp4 milyar.

“Dari total sekitar Rp26,9 milyar Silpa kita, sekarang tersisa sekitar Rp47 juta,” rincinya.

Sementara itu, jelas dia lagi, khusus untuk masalah utang RSJS yang tersisa Rp4 milyar, saat ini pihak rumah sakit masih melakukan verifikasi terhadap data-data yang ada.

“Kita harus memverifikasi utang itu, data sudah kita punya tapi karena ini duit negara kita kan harus hati-hati untuk melakukan pembayarannya. Jangan sampai niat kita baik untuk membayarkan malah jadi bumerang buat kita sendiri,” tuturnya.

“Kita harus lihat dari segi barangnya, kemudian kwitansi-kwitansinya, faktur dan segala macamnya. Kemudian peruntukannya kemaren kemana, baru kita melakukan (pembayaran) sambil kita menunggu pemasukan-pemasukan yang lain. Jangan sampai nanti habis kita bayar utang, bingung nanti beli obat bagaimana lagi. Tiba-tiba nanti menimbulkan utang baru lagi,” tutupnya.(Sebastian)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: