Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Menindaklanjuti adanya arahan, dari Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI) M Nasir, agar Universitas Palangka Raya (UPR), segera melakukan penelitian lanjutan terkait kandungan tumbuhan Bajakah yang saat ini, sedang ramai diperbincangkan.
Sebagai tindaklanjutnya, UPR dalam waktu dekat ini, akan membentuk tim peneliti, yang melibatkan sejumlah pakar yang berasal dari Fakultas Kedokteran, Fakultas MIPA dan Fakultas Pertanian, serta sejumlah pakar yang dari UPR.
Rektor UPR Dr Andrie Elia SE MSi menyampaikan, menindaklanjuti arahan dari Menristekdikti, UPR akan dalam waktu dekat ini, akan membentuk tim peneliti, untuk meneliti kandungan tumbuhan bajakah ini.
“Dimana, anggotanya nanti berasal dari peneliti Biologi, Kedokteran dan sejumlah pakar yang berasal dari UPR. Sementara, berkenaan peralatan laboratorium, kita kan ada beberapa laboratorium yang memadai, seperti laboratorium MIPA, bahkan penelitian itu bisa hingga ke LIPI,” terangnya, seusai memberikan materi pada kegiatan Appriled Aproach, yang digelar di aula LP3MP UPR, Rabu (21/08).
Lebih lanjut, Dr Andrie Elia SE MSi mengutarakan, masyarakat diminta untuk berhati-hati mengkonsumsi bajakah. Jangan asal konsumsi, mengingat tumbuhan ini sangat banyak jenis dan fungsinya.
Bahkan, dari sekian banyak jenis ada pula yang mengandung racun, yang sangat berbahaya, apabila itu dikonsumsi secara sembarangan.
Jadi, berkenaan dengan hal itu, maka UPR pun segera melakukan penelitian lanjutan tersebut. Dimana, sebagai leading sektornya bapak DR Ir Aswin Usop MSi.
Sementara itu ditempat berbeda, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UPR, Awin Usop mengatakan, menindaklanjuti instruksi bapak Rektor UPR Dr Andrie Elia SE MSi, maka pihaknya pun akan membentuk tim dan segera melakukan penelitian tumbuhan Bajakah ini.
Adapun tim yang akan dibentuk, berasal dari para peneliti, dari Fakultas Kedokteran, MIPA Biologi dan Pertanian UPR. Dimana, dari Fakultas Kedokteran dan MIPA Biologi, akan melakukan penelitian mengenai kandungan-kandungan zat senyawa, yang terdapat dalam tumbuhan Bajakah ini.
“Setelah diketahui kandungan yang ada didalamnya, maka selanjutnya akan diuji coba secara mendalam, oleh para peneliti UPR, sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing,” ucap Dr Ir Aswin Usop MSi, saat memimpin pertemuan tim peneliti UPR, yang akan menindaklanjuti penelitian lanjutan tumbuhan Bajakah, di LPPM UPR, Kamis (22/08) siang ini.
Lanjut Aswin, yang dilakukan oleh tim peneliti UPR ini, adalah sebagai upaya menjawab fenomena sosial, yang terjadi di masyarakat saat ini. Dimana, sebagai langkah awalnya, dalam waktu 2 (dua) bulan ini, penelitian akan dimulai dengan identifikasi awal tumbuhan tersebut.
Yang kemudian, akan dilanjutkan dengan serangkaian tahapan penelitian lanjutan lainnya. Memang, dalam prosesnya ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dengan harapan, hasil penelitian ini dapat menjadi literasi, pemanfaatan tumbuhan Bajakah ini.
Disisi lain, menurut salah satu anggota tim peneliti, yang membidangi masalah Farmasi Fakultas Kedokteran (FK) UPR, Fatmaria MFarm mengutarakan, penelitian yang dilakukan ini, dimulai dengan tahapan awal, yaitu melakukan survei di lapangan, mengenai pengenalan Bajakah Lamei ini.
Survei yang mula-mula ini dilakukan, yaitu dengan tujuan untuk mengetahui kearifan lokal masyarakat, yang seperti diketahui bersama bahwa sebenarnya, Bajakah Lamei ini, di masyarakat Dayak sudah secara turun temurun digunakan untuk pengobatan, dan keperluan lainnya.
“Kita akan tetap melakukan survey lapangan, untuk mengetahui secara empiris Bajakah Lamei ini seperti apa?. Baik itu penggunaan, maupun takaran yang digunakan,” terangnya.
Ditambahkannya, dari hasil survey awal itu, selanjutnya akan ditulis, dan kapan perlu, nanti akan dipublikasikan ke masyarakat. Jadi, minimalnya itu yang akan dilakukan, pada awalnya ini.
Harapannya itu, sebagai target awalnya, agar penggunaan Bajakah Lamei ini tidak secara berlebihan, dan untuk tidak terjadi efek-efek yang tidak diinginkan.
Yang pasti, sebagai langkah awalnya yaitu melakukan determinasi (menentukan/memastikan) tumbuhan Bajakah ini seperti apa, itu yang akan dilakukan di tahun pertama ini.
Kemudian, Ia juga mengutarakan, langkah awalnya adalah menentukan taksonominya, untuk mengetahui senyawa-senyawa aktifnya seperti apa.
Dilanjutkan, dengan in vitro, yaitu tahapan yang dipakai dalam biologi untuk menyebutkan kultur suatu sel, jaringan, atau bagian organ tertentu di dalam laboratorium.
“Setelah mendapatkan data in vitro, kemudian akan dilanjutkan pada tahun berikutnya, yaitu melalui studi in vivo, yakni mengacu pada eksperimen menggunakan keseluruhan organisme hidup, melalui hewan coba, dalam hal ini akan diterapkan pada tikus, yang sebelumnya telah disuntik bibit kanker payudara ,” imbuhnya.
Kembali disampaikannya, masih ada lagi tahapan-tahapan penelitian selanjutnya, yang akan dilakukan. Dan tahapannya itu, masih membutuhkan waktu dan serangkaian prosedur penelitian lanjutan berikutnya.(YS)