Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Dalam bidang pendidikan, proses pilkada merupakan kesempatan, khususnya kalangan mahasiswa untuk mengamati dan menganalisis perpolitikan di Kalteng.
Seperti yang disampaikan, Rektor Univeresitas Palangka Raya (UPR), Dr. Andre Ellia Embang, SE,MSi bahwa Maksudnya pilgub dan pilbub dapat menjadi labolatorium untuk menggali pengetahuannya, melatih kekritisan. Juga ikut mengawasi setiap tahapan menuju demokrasi yang baik.
“Namun ada batasannya. Bila tujuannya untuk pendidikan silahkan saja. Mahasiswa juga memiliki hak suara, karena itu momentnya. Silahkan melakukan kajian, analisis tentang momen politik. Bila bisa dijadikan sebuah tulisan yang bisa dijadikan referensi membangun. Namun bila terjun langsung ke partai politik, tidak diperkenankan bila mengatasnamakan kampus atau lembaga pendidikan,” ujar Dr. Andre Ellia belum lama ini.
Perguruan tinggi saat ini tidak hanya terfokus dan mendalam menawarkan lingkungan yang intelek. Namun bagaimana menciptakan lulusan yang bisa survive. Sehingga perlu menggodok mahasiswa yang memiliki daya berpikir lebih daripada mereka yang tidak mengenyam bangku kuliah.
“Maka posisi mahasiswa menjadi sangat netral dan strategis untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam berpolitik, karena menjadi pengawal kebijakan dan penyambung lidah rakyat,” terangnya.
Lebih dalam dijelaskan Elia,Mahasiswa khususnya di UPR dengan latar pendidikan yang berbeda-beda tentu akan menempati perannya masing-masing di berbagai sektor dimana mereka dibutuhkan,” ungkapnya.
Pada waktu mahasiswa ikut belajar politik yakni diharapkan mampu melihat serta mengkritisi keadaan pemerintah. Jadi tidak hanya kepintaran dan terlatih mengkaji persoalan, mahasiswa di UPR dapat menjadi perpanjangan lidah masyarakat.
“Diharapkan secara personal mahasiswa dapat membuka diri, khususnya untuk pengetahuan politik,” pungkasnya.(*)