Foto : Kabidhumas Polda Kalteng, Kombes Pol Hendra Rochmawan, SIK, didampingi Kapolres Barsel, AKBP Devy Firmansyah, SIK, saat melakukan pengecekan di Posko Covid-19 di Desa Mabuan, Kecamatan Dusun Selatan, Jumat (12/6/2020).

Kapolres Barsel Unggulkan Mabuan Jadi Desa Percontohan ‘Lewu Isen Mulang’

Foto : Kabidhumas Polda Kalteng, Kombes Pol Hendra Rochmawan, SIK, didampingi Kapolres Barsel, AKBP Devy Firmansyah, SIK, saat melakukan pengecekan di Posko Covid-19 di Desa Mabuan, Kecamatan Dusun Selatan, Jumat (12/6/2020).

Beritakalteng.com, BUNTOK – Kapolres Barito Selatan, AKBP Devy Firmansyah, SIK, menetapkan desa Mabuan, Kecamatan Dusun Selatan, sebagai unggulan percontohan desa tangguh dalam program lomba ‘Desa Pantang Menyerah’ atau ‘Lewu Isen Mulang’ yang diselenggarakan oleh Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah.

Hal itu, diungkapkan oleh Devy, pada saat menyambut kunjungan Kabidhumas Polda Kalteng, Kombes Pol Hendra Rochmawan, SIK beserta rombongan di desa Mabuan, Jumat (12/6/2020).

“Kalau saya sih, tetap jagoan saya sih desa Mabuan, karena kita bisa sering melakukan pengawasan dan pengecekan,” tukasnya.

Dikatakan oleh perwira polisi berpangkat dua melati itu, mengapa desa yang berjarak sekitar 7,5 Km dari pusat Kota Buntok itu menjadi unggulan, sebab selain jaraknya yang cukup dekat dengan pusat perkotaan, desa Mabuan juga dipandang telah memenuhi tiga kriteria yang diperlombakan, yakni tahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), tahan pangan dan tahan virus Corona (Covid-19).

Kekuatan yang dimiliki Mabuan sebut Devy, sangat merata dalam tiga hal yang menjadi kriteria penetapan. Pasalnya di desa bependuduk sekitar 500 jiwa ini, dalan hal ketahanan pangan, hampir setiap rumah memiliki kebun tanaman obat-obatan keluarga (Toga) dan sayur-mayur serta peternakan ayam dan ikan sendiri-sendiri, kebanyakan warga juga berprofesi sebagai petani sawah padi.

Kemudian dalam hal pencegahan Covid-19, selain sebagai salah satu desa yang poskonya paling aktif, di setiap rumah warga juga telah disediakan ember cuci tangan.

Sedangkan, dalam hal ketahanan Karhutla, desa Mabuan juga dipandang paling kuat karena selama ini belum ada catatan terjadi peristiwa kebakaran hutan dan lahan di desa penghasil buah-buahan tahunan tersebut.

“Kalau saya lihat, untuk (ketahanan) Covid-19-nya dia kuat, ketahanan pangan apalagi, terus Karhutlanya di situ Alhamdullilah selama ini satu kalipun tidak pernah terjadi kebakaran hutan di Mabuan,” rincinya.

“Karena memang masyarakatnya proaktif dalam mematuhi imbauan-imbauan pemerintah, baik melalui kecamatan maupun dari TNI dan Polri,” jelasnya menambahkan.

Selain desa Mabuan, diakui Devy, ia sudah memerintahkan kepada setiap Kapolsek yang ada di Barsel, untuk segera menyiapkan setidaknya satu desa di setiap kecamatan untuk dijadikan desa unggulan percontohan desa tangguh yang akan diikutsertakan dalam lomba.

“Tapi saya sudah perintahkan Kapolsek untuk menyiapkan desa tangguh di kecamatan masing-masing, dari mulai Gunung Bintang Awai (GBA), Dusun Utara, Karau Kuala, Jenamas dan Dusun Hilir,” sebutnya.

Foto : Kombes Pol Hendra Rochmawan, SIK didampingi AKBP Devy Firmansyah, SIK, mengecek persiapan desa Mabuan sebagai desa tangguh menghadapi era new normal, Jumat (12/6/2020).

Sebagaimana dijelaskan oleh Hendra Rochmawan, giat lomba tersebut merupakan dalam rangka memperingati HUT Ke-74 Bhayangkara Tanggal 1 Juli 2020 ini, bertujuan mengangkat kearifan lokal dari hasil karya masyarakat yang tinggal di pedesaan itu sendiri.

“Lomba tersebut nantinya ada tiga kategori, yaitu ‘Lewu Pelep Apui’ yang artinya desa melawan api (kebakaran hutan dan lahan), kategori kedua adalah ‘lewu losok parei’ yang artinya sebagai desa lumbung pangan maksudnya desa yang mampu menyediakan ketahanan pangan mandiri, serta ‘lewu tolok peres korona’ atau desa melawan virus korona,” Beber Hendra.

Pria yang pernah menjabat Kepala Sekolah Polisi Negara (SPN) Tjilik Riwut itu menjelaskan kepada seluruh warga Mabuan, bahwa lomba desa ini dilaksanakan bersamaan dengan desa-desa di seluruh Indonesia, untuk jadi desa tangguh se-Nusantara.

Konsep lomba ‘lewu isen mulang’ sendiri, dijelaskan oleh perwira polisi berpangkat tiga melati ini, agak berbeda dengan daerah yang lain, karena stigma dari Kalteng itu tiap tahun merupakan penyumbang asap, baik bagi regional maupun internasional. Maka Polda memutuskan untuk memuat juga konsep lomba ketahanan terhadap Karhutla, sebagai salah satu sektor penilaian.

“Nah kita mencoba memutus mata rantai ini dengan membangun lewu belep apui yaitu desa melawan api karhutla, sebagai kriteria pertama dalam lomba desa nantinya,” tutur Hendra.

Karena saat ini pemerintah sedang menggalakkan atau mencoba bersama-sama menjadikan Kalteng sebagai lumbung pangan nasional utamanya padi, maka diharapkan agar seluruh warga juga mampu untuk menyediakan pangan di daerahnya utamanya desa masing-masing.

“Disini kita menyebutnya ‘lewu loso parei’ desa lumbung pangan, sebagaimana kita lihat disini di desa Mabuan, apa yang sudah dicontohkan oleh pak Kapolres, Camat dan Kepala Desa, juga ada Babinsa dan Kapolsek,” imbuhnya.

Hendra juga mengakui, bahwa dalam kategori ketiga ‘Lewu Tolak Peres Korona’ desa menolak virus Corona, juga sudah terpenuhi oleh desa Mabuan.

“Ini menjadikan Ketiga kekuatan besar ada di satu desa dan ini sudah dicontohkan oleh desa Mabuan saat ini,” akuinya

“Kita tadi di depan (gerbang desa – red) sudah disiapkan oleh kepala desanya ember untuk cuci tangan, nanti dibagikan gratis dan setiap rumah warga didepan rumahnya sudah punya itu semua, sehingga new normal ini bisa tercapai,” puji Hendra.

Sementara itu, untuk di tingkat Kalteng sudah tercatat sedikitnya ada 1.535 desa dari masing-masing kabupaten dan kota yang sudah mengajukan perwakilannya untuk diikut sertakan dalam lomba, termasuk desa mabuan yang diajukan oleh Kapolres Barsel.

“Semoga Desa Mabuan ini bisa menjadi contoh bagi desa yang lain,” harap Hendra.(Sebastian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: