Peran Indigeneous Knowledge System Masyarakat Dayak Dalam Pengelolaan Sungai Kahayan

Penulis: R Sally Marisa Sihombing
(Social and Political Science Faculty of Palangka Raya University)
sallymarisa.fisip.upr@gmail.com

ABSTRAK – Pengelolaan Daerah aliran Sungai (DAS) diharapkan kedepannya memberikan kerangka kerja kearah tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Pengelolaan DAS sendiri merupakan merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui, yaitu tumbuhan tanah dan air, agar dapat memberikan manfaat maksimal dan berkesinambungan.

Yangmana pengelolaan DAS, merupakan upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik, antara sumber daya alam (sda) dan manusia, dengan segala aktifitasnya di dalam DAS. Tujuan pengelolaan DAS, adalah untuk membina kelestarian dan keserasian ekosistem, serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam, bagi manusia secara berkelanjutan (RLPS, 2002).

Berkaitan dengan DAS, maka wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng), adalah wilayah yang permukaannya adalah aliran sungai. Hal ini terbukti, dari tersedianya rumah lanting, sebagai rumah hunian masyarakat di pesisir sungai Kahayan.

Selain itu, juga terdapatnya Handil atau Saka, di dalam wilayah sungai Kahayan, yang merupakan pintu air atau dikenal tabat dalam mengelola sungai, serta budaya menangkap ikan yang disebut dengan Mihing sebagai perkakas masyarakat Dayak dalam menangkap ikan.

Dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian disertasi (Sihombing 2014: 89) menyatakan, terdapat adanya budaya lokal, yang dihasilkan masyarakat lokal Dayak, dalam mengelola sungai, yang ini merupakan suatu inovasi bagi masyarakat, dalam memenuhi kehidupan sehari – hari.

Lebih lanjut (Sihombing, 2016; 223), Inilah yang disebut dengan ‘Indigeneous Knowledge System’, yaitu Sistem pengetahuan masyarakat lokal, yang dianggap sebagai suatu keaslian atau orisinalitas pengetahuan masyarakat tersebut.

Berangkat dari pemikiran itu, maka penelitian yang sudah dilakukan, dari turunan penelitian disertasi, maka metodologi yang dipakai, adalah ‘kualitatif etnografi’, dengan tujuan lebih menggali dan mengkaji  indigeneous knowledge system pada masyarakat Dayak dalam mengelola sungai.

Dan, inilah yang menjadikan bagaimana konsep indigeneous knowledge system, bisa memiliki peran dalam pengelolaan sungai, dilihat dari tinjauan perspektif kearifan lokal, yang selama ini sudah mendarah daging.

Tulisan ini, juga merupakan lanjutan dari hasil penelitian, yang telah dilakukan sebelumnya, yang mendapat temuan bahwa adanya korelasi atau hubungan, antara inovasi dan sistem pengetahuan masyarakat lokal.

Ini merupakan kajian Ilmu Administrasi Publik, dalam mengkaji lebih luas pelaksanaan dan pemahaman secara ilmu sosial, dalam merumuskan kebijakan yang mengarah kepada pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dan pengelolaan.

Kata Kunci : Peran, Masyarakat Dayak, ‘Indigeneous Knowledge System’, Lokal Sistem dan Pengelolaan Wilayah Sungai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: