Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Seluruh guru di Indonesia, yang bergabung kedalam organisasi profesi PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), sudah sepatut lah berbangga. Sebabnya, PB (pengurus besar) PGRI secara sukses, telah menggelar agenda besar, yang dilaksanakan secara rutin 5 (lima) tahun sekali, yakni Kongres Nasional PGRI ke XXII, yang diselenggarakan di Britama Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, belum lama ini.
Kongres Nasional PGRI ke XXII, yang diikuti oleh ribuan pengurus dan anggota PGRI, dari perwakilan tingkat cabang hingga ranting se Indonesia, dihadiri dan dibuka langsung oleh Presiden RI Ir Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud RI) Muhajir Effendy, dan sejumlah petinggi negara.
Dimana, menjadi salah satu peserta yang turut hadir pada Kongres Nasional PGRI ke XXII, yakni pengurus dan anggota PGRI Kalteng. Seperti, yang disampaikan oleh Ketua PGRI Kalteng Dr H Suriansyah Murhaini SH MH, saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Dirinya mengatakan, ada beberapa catatan penting, yang merupakan hasil kongres kemarin. Pertama, melalui kongres itu, berhasil melaksanakan pemilihan PB PGRI Pusat, periode 2019-2024.
Dimana, dari proses pemilihan itu, menempatkan ibu Prof Dr Unifah Rosyidi MPd, kembali menjadi Ketua Umum PB PGRI Pusat, periode 2019-2024. Selain penetapan ketua PB PGRI, juga dilakukan penetapan Sekretaris Jenderal (Sekjen), dan 7 orang wakil ketua PB PGRI beserta perangkat pengurusnya.
Kedua, hasil kongres tersebut, yakni pada penyusunan AD/ART PB PGRI, yang diterjemahkan ke sejumlah program kerja kedepannya. Kemudian, yang ketiga, yakni melalui hasil kongres kemarin, PB PGRI meminta kepada pemerintah pusat, agar menetapkan PB PGRI menjadi satu-satunya organisasi profesi guru di Indonesia.
Dan, yang keempatnya, adalah sebagaimana keinginan Presiden Ir Jokowi, agar para guru dapat menyesuaikan diri, terlebih berkenaan dengan perkembangan revolusi industri 4.0, khususnya dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolahnya masing-masing.
“Presiden Ir Jokowi, menyampaikan bahwa peran guru tidak dapat tergantikan. Meskipun, saat ini perkembangan teknologi, telah berkembang dengan pesat. Yangmana, bagaimana pun juga, peran penting guru di dalam dunia pendidikan. Sekalipun, oleh robot atau lainnya, peran guru tidak dapat tergantikan, dan guru tetap menjadi yang utama,” terangnya.
Dirinya menambahkan, selain itu, mengingat PB PGRI adalah sebagai mitra pemerintah, terutama dalam hal perumusan kebijakan-kebijakan, yang berkaitan dengan kebijakan dalam bidang pendidikan di Indonesia.
“Saya berharap, hubungan kemitraan ini, tidak hanya terjalin di tingkat pusat, namun hal yang sama, itu dapat dilaksanakan hingga ke tingkat daerah, seperti di wilayah Kalteng ini,” ujarnya.
Hal penting lainnya, yang Ia sampaikan, yakni berkenaan nasib guru honorer. Dimana, hal yang menjadi perhatian seriusnya. Terutama, adalah upaya meningkatkan kesejahteraaan guru honorer, yang dikatakan masih jauh dari kata sejahtera.
“Selama ini kan, gaji yang diterima oleh guru-guru honorer kan, masih sangat minim. Dan, sekarang mengenai kesejahteraan guru honorer, menjadi perjuangan kami kedepannya,” ungkapnya.
Harapannya juga, pemerintah daerah kabupaten kota, dapat mempertimbangkan, dengan memberikan tambahan tunjangan, kepada guru-guru honorer yang ada di daerah-daerah.
Yang terakhir, adalah upaya peningkatan sektor pendidikan, tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, melainkan harus melibatkan semua stakeholder, termasuk para pelaku usaha, yakni dari Perusahaan Besar Swasta (PBS), baik dari sektor perkebunan, maupun dari sektor pertambangan.(YS)