Hari Lansia, Usia Harapan Hidup Hingga 70 Tahun

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Dinkes Kalteng), menggelar Hari Lansia (lanjut usia) Nasional, yang secara rutin dilaksanakan, setiap tanggal 29 Juni pada tiap tahunnya.

Peringatan hari Lansia Nasional 2019 di Kalteng, diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya senam lansia, pemeriksaan kesehatan dan ada juga beberapa kegiatan lainnya. Kegiatan peringatan hari Lansia Nasional di Kalteng, terpusat di halaman utama kantor Dinkes Kalteng, Jalan Yos Sudarso, Kota Palangka Raya, Jumat (28/06) pagi ini.

Dalam kegiatan itu, tampak asyik puluhan Lansia, bersama-sama dengan Kepala Dinkes Kalteng dr Suyuti Syamsul beserta jajaran, melakukan senam lansia, yang dipandu oleh seorang instruktur.

Menjadi tema kegiatan ini, yakni ‘Lanjut Usia Mandiri, Sejahtera dan Bermartabat’. Serta, sub temanya ‘Lansia Sehat, dan Berdaya Keluarga Bahagia’.

Menurut Kepala Dinkes Kalteng, dr Suyuti Syamsul mengatakan, angka harapan hidup manusia semakin tinggi, yakni sekitar 70’an. Jika dibandingkan sebelumnya, yang hanya sekitar 60’an.

“Kondisi ini, tentunya menyebabkan banyaknya berbagai penyakit-penyakit yang tidak menular bermunculan, seperti jantung, stroke, tekanan darah dan sebagainya,” terangnya, seusai melaksanakan senam bersama para lansia.

Dia juga menjelaskan, untuk menghindari itu, maka orang tua ini sebetulnya, sebelum menjadi tua sudah harus dilakukan kegiatan-kegiatan aktifitas fisik dan memperbanyak makan makanan yang memiliki nilai gizi yang seimbang.

“Setelah menjadi tua, tetap harus aktif, ya harapannya seperti di negara tetangga, yakni di Singapura. Dimana, usia harapan hidup di Singapura sekitar 84 tahun, dan usia mulai sakit-sakitan pada usia 80 tahun. Jadi, hanya 4 tahun.”

“Sementara, di Indonesia angka harapan hidup 70 tahun, namun pada usia 55 tahun, kita sudah mulai bolak balik ke rumah sakit. Nah ini, yang kita dorong. Meski, menjadi tua itu pasti, akan tetapi bagaimana di usia tua, masih bisa produktif, tidak merepotkan anak cucu. Kita, memiliki sasaran memeriksakan kesehatan mereka secara rutin,” tutur dr Suyuti Syamsul saat dibincangi sejumlah awak media.

Lanjutnya, memang menjadi sasaran upaya yang dilakukan, untuk memastikan kesehatan para lansia ini, yakni melalui jejaring hingga ke Puskesmas. Misalnya, kalau hipertensi harus melakukan pengobatan secara teratur. Begitupula, para lansia yang ada penyakit kencing manis, diharapkan melakukan pengobatan secara teratur.

Jadi, orang lansia ini kan adalah orang yang mengalami berbagai penurunan fungsi organ. Sehingga, pendekatannya pun relatif berbeda, dengan orang yang masih muda, ketika diobati. Misalnya, orang yang berusia sekitar 35 tahun, bisa cukup hanya dengan menggunakan 1 tablet.

Namun, pengobatan kepada lansia belum tentu sama. Karena, pada orang lansia telah terjadi penurunan pada fungsi hati, fungsi ginjal dan beberapa fungsi organ lainnya.

“Berkenaan hal ini, maka untuk itu, kami sering melakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan kita, hingga ke Puskesmas yang berada di daerah-daerah, untuk fokus memberikan pelayanan kesehatan kepada orang lansia. Kalau di rumah sakit, juga ada layanan para lansia,” katanya.

Ditambahkannya, setiap orang boleh menjadi tua. Namun, meski demikian, bagaimana tetap produktif. Tentu, dengan batas-batas kemampuannya masing-masing. Seperti pagi ini, senam dirancang untuk orang lansia. Dengan gerakan-gerakan yang disesuaikan keadaan dan kemampuan mereka lansia ini.(YS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: