Foto : Setelah sehari sebelumnya, Rabu (1/2/2023) Vender jembatan roboh ditabrak tongkang bermuatan batu bara, pada Kamis (2/2/2023) jembatan Kalahien kembali ditabrak oleh tongkang batu bara, kali ini tiang jembatan yang tertabrak.

Jembatan Kalahien Kembali Ditabrak Tongkang, Kali Ini Tiang Jembatan Yang Tertabrak

Foto : Setelah sehari sebelumnya, Rabu (1/2/2023) Vender jembatan roboh ditabrak tongkang bermuatan batu bara, pada Kamis (2/2/2023) jembatan Kalahien kembali ditabrak oleh tongkang batu bara, kali ini tiang jembatan yang tertabrak.

Beritakalteng.com, BUNTOK – Jembatan Kalahien di Desa Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan kembali tertabrak oleh tongkang bermuatan batu bara, Kamis (2/1/2023), kali ini tiang jembatan yang tertabrak.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 07.00 WIB di waktu hujan tersebut, sempat terekam kamera warga desa Kalahien.

Dari rekaman video berdurasi 29 detik itu, jelas terlihat bahwa tongkang yang bermuatan batu bara diperkirakan sekitar 8.000-9.000 metrik ton tersebut menghantam pondasi tiang jembatan Kalahien sebelah timur atau di sebelah arah desa Kalahien.

Berdasarkan keterangan saksi mata yang namanya tidak mau disebutkan, diduga tongkang yang menabrak tiang jembatan Kalahien ditarik oleh Tugboat Marino 159.

Namun anehnya, saat awak media tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 10.11 WIB, kapal yang menabrak tiang jembatan Kalahien tidak terlihat tambat di sekitar lokasi. Dan sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang.

Sebelumnya, Vender jembatan Kalahien, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan roboh ditabrak oleh sebuah tongkang bernomor lambung Soekawati 303 bermuatan batu bara yang ditarik oleh Tugboat Harlina 105, Rabu (1/2/2023).

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 16.40 WIB ini, menyebabkan Vender Jembatan Kalahien sebelah kiri arah turun dari hulu sungai Barito roboh dan bagian lambung depan kiri tongkang robek.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh petugas pandu Posko Jembatan Kalahien, Paning Mulamaleh atau yang akrab disapa Bobo, tongkang tersebut mengalami hilang kendali dikarenakan adanya arus yang kuat di sekitar jembatan dan keterlambatan nahkoda untuk meningkatkan kecepatan Tugboat penarik, sehingga tidak mampu mensejajarkan depan tongkang dengan posisi Tugboat.

“Setelah kejadian kita selaku masyarakat ambil inisiatif kapal tersebut kita ikat kurang lebih 1 Km dari jembatan ke arah selatan, dan setelah kita ikat, kita lapor ke pihak yang berwajib, yaitu Pospol desa Kalahien beserta Polsek Dusun Selatan,” terangnya.

Di tempat yang sama, koordinator asist boat jembatan Kalahien, Jhon, menerangkan bahwa Tugboat Harlina 105 tidak ada bekerjasama dengan pihaknya dalam hal pandu kapal.

“Kalau yang ini (Harlina 105) tidak mengikuti aturan kita, dia pun tidak mau untuk di asist. Belum ada sama sekali kerjasama,” tukasnya.

Sementara itu, kapten kapal Tugboat Harlina 105, Rusli, mengaku sudah berusaha untuk mengikuti jalur sesuai dengan yang diarahkan oleh pandu alam di kapal dan pemandu yang ada atas jembatan Kalahien.

Namun, karena harus menghindari tongkang yang kandas di gosong tengah Barito yang berjarak ratusan meter dari dekat jembatan, mau tidak mau dia mengarahkan kapal menuju ke sebelah kanan atau tepian sungai Barito di sebelah barat, atau seberang desa Kalahien.

Akhirnya dikarenakan arus yang sangat kuat dari arah kanan kapal, tongkang bermuatan sekitar 7.300 metrik ton batu bara tersebut tidak mampu dikendalikan oleh Tugboat, meskipun sudah mengerahkan maksimal kekuatan kapal yakni sekitar 1.500 RPM.

“Waktu kita tembak di tengah jembatan, kebetulan ini ada tongkang ini di tengahnya, tongkang yang kandas itu. Pas kita swing sedikit, ini tongkang nya (kami) lari ke arah jembatan terus, jadi kami sudah RPM penuh, 1.500 RPM tapi ini tongkang nya tidak mau belok, tidak mau ke kanan, jadi dia ke kiri terus,” ceritanya sembari menunjukan gambar kronologis kejadian yang ditulis di atas secarik kertas.

“Tongkang akhirnya menabrak vendernya ya, bukan jembatannya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Allah berkata lain,” tambahnya.

Berdasarkan keterangan Rusli, tongkang yang dibawanya bermuatan setidaknya 7.300 metrik ton yang merupakan batu bara yang diambil dari tongkang yang kandas di wilayah Siwak, Kabupaten Barito Utara, yang rencananya akan dibawa ke Taboneo, Kalimantan Selatan.

Kasus yang ditaksir menyebabkam kerugian hingga milyaran rupiah itu, saat ini tengah dalam penanganan pihak Pol Airut Polda Kalimantan Tengah dan Polres Barito Selatan.(Sebastian)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: