BERITAKALTENG.COM,SAMPIT- Pertani karet di Kabupaten Kotawaringin Timur berharap harga jual karet hasil petani bisa kembali seperti di tahun 2009 lalu yang mana mencapai pRp 20.000/kg bahkan tembus sampai angka Rp.22.000 rupiah.
“pantantis sekali berbedaan harga ditahun 2009 dengan 2019 ini. Karet di tingkat petani hanya dibeli Rp.6000 sampai Rp.8000 rupiah saja per kilonya.”ujar Rusmadi warga Desa Bukit Raya, Jumat (25/1).
Dia juga mengatakan saat ini petani karet di khususnya wilayah Cemapaga dan sekitarnya sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah baik itu bantuan seperti cuka untuk membeku getah atau peralatan menyadap karet lainnya untuk meringankan beban masyarakat.
“Harga cuka saja sekarang per liternya Rp 25.000, disamping itu sudah sangat sulit di cari. Belum lagi alat menoreh karet juga harganya bisa Rp.40.000 sampai Rp.50.000 satu buah,” Urainya.
Sementara Ketua Asosiasi petani karet di Kotim H.Ari Dewar mengatakan sangat prihatin dengan kondisi petani karet yang tidak pernah di perhatikan sama sekali oleh pemerintah.
“Pemimpin kita saat ini tengah sibuk mengurus gajih ASN saja sementara petani di abaikan mafia-mafia ekonomi di pasaran bebas menaruh harga beli tanpa kontrol pemerintah sehingga hasil petani kita dimainkan seperti itu,” Ungkap Ari Dewar.
Legislator asli putera daerah kelahiran Rubung Buyung, Kecamatan Cempaga yang kini duduk sebagai Anggota Komisi I DPRD Kotim ini berharap agar pemerintah daerah memberikan solusi agar petani karet termasuk petano rotan kotim ini bisa berjaya kembali.
“Harapan kita agar pemerintah memberikan solusi baik itu dalam bentuk bantuan atau lainnya agar ekonomi di tingkat masyarakat kita bisa kembali stabil,” Tutupnya.(So)