Ekonomi Kalteng 2018 Tumbuh 6,48 Persen

BeritaKalteng.com, Palangka Raya- Ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng) pada Triwulan III tahun 2018 mengalami peningkatan atau tumbuh 6,48 persen (yoy) dari angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tahun 2018 yang hanya 5,66 persen (yoy).

Dalam pres release yang disampaikan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, selasa (18/12). Angka Pertumbuhan Ekonomi Kalteng pada triwulan III tahun 2018, lebih tinggi dari seluruh provinsi di Pulau Kalimantan dan pertumbuhan Nasional.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah Wuryanto, menyampaikan bahwa ditengah kondisi perekonomian global yang sedang tidak kondusif, secara umum perekonomian kalteng tahun 2018 berada pada level yang cukup baik.

“Di sisi inflasi, pada bulan November 2018 berada pada tingkatan 3,94 persen (yoy) atau pada tingkatan 3,26 persen (ytd). Diperkirakan inflasi pada akhir tahun 2018 masih berada pada kisaran target inflasi nasional yakni sebesar 3,5 ± 1 persen (yoy). Pencapaian inflasi Kalimantan Tengah yang rendah dan stabil tidak lepas dari peran aktif dan komitmen TPID.” jelas Wuryanto.

Penggunaan prinsip pengendalian inflasi yakni Ketersediaan Pangan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif mendorong pencapaian inflasi yang rendah hingga triwulan III tahun 2018. Membaiknya kondisi perekonomian tersebut juga tercermin dari peningkatan kinerja sektor perbankan pada tahun 2018.

Tercatat, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,89 persen (yoy), dan Kredit tumbuh sebesar 22,56 persen (yoy), dengan NPL yang relatif rendah sebesar 1,18 persen. Pangsa kredit di Kalimantan Tengah masih didominasi kredit investasi, dengan porsi sebesar 40,67 persen dari total kredit. Dari sisi sistem pembayaran, Kalimantan Tengah memiliki 7 (tujuh) Kas Titipan yang berlokasi di kota Sampit, Pangkalan Bun, Muara Teweh, Buntok, Nanga Bulik, Puruk Cahu, dan Kuala Kapuas.

Dirinya juga menjelaskan, perputaran uang di Kalteng mengalami peningkatan pada tahun 2018. Sampai dengan November 2018, tercatat total perputaran uang di Kalimantan Tengah sebesar Rp15,12 triliun, atau  meningkat sebesar 13,25 persen (yoy) dibandingkan tahun 2017.

Pada tahun 2019, terdapat beberapa tantangan dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan adanya ketidakpastian ekonomi global dan masih bergantungnya ekonomi Kalimantan Tengah terhadap kekayaan SDA. Untuk itu, lebih dalam dijelaskan Wuryanto, diperlukan beberapa upaya seperti mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah baik secara intensifikasi dan ekstensifikasi, meningkatkan kesadaran dan ketaatan membayar pajak, serta peningkatan monitoring.

Dengan sumber pendapatan yang lebih mandiri, anggaran belanja dapat diarahkan untuk pembangunan Kalimantan Tengah. Dari sisi investasi, diperlukan kemudahan perizinan dan insentif usaha, untuk mendorong masuknya investasi ke provinsi Kalteng. Selain itu, potensi sumber daya alam yang melimpah, wisata alam dan budaya yang kaya, keberadaan UMKM lokal, dan ekonomi syariah belum dimanfaatkan secara optimal.

“Berdasarkan hasil riset Growth Strategy Bank Indonesia diketahui bahwa rendahnya produktivitas, minimnya infrastruktur pendukung, dan belum optimalnya insentif bagi pelaku usaha menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.” ujarnya menambahkan.

Dibutuhkan upaya untuk meningkatkan produktivitas TBS dan batu bara, perbaikan infrastruktur yakni pelabuhan laut dan akses jalan, hilirisasi hasil produksi SDA serta berbagai kemudahan perizinan dan insentif usaha untuk mendorong kinerja ekspor Kalimantan Tengah untuk tumbuh lebih tinggi.

Dari sisi pariwisata, dampak kunjungan turis terhadap perekonomian Kalteng masih terbatas. Disamping itu, berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia kepada penyedia Hotel dan Akomodasi, diketahui sekitar 80 persen dari tingkat hunian hotel di Kalteng disumbang oleh aktivitas Pemerintah maupun Instansi Vertikal.

Mempopulerkan ecotourism dan budaya Kalimantan Tengah, memperbaiki infrastruktur pendukung, dan melakukan kerjasama dengan pihak nasional maupun internasional untuk membuat event maupun festival besar adalah hal yang harus dilakukan bersama untuk menarik minat wisatawan menuju Kalteng.

Dari sisi pengembangan UMKM, Kalteng memiliki UMKM sebesar 34.906 unit (data dinas koperasi dan UMKM, 2017) yang tersebar di 14 kabupaten/kota. Jumlah tersebut masih relatif kecil atau sebesar 1,34 persen dibandingkan jumlah penduduk Kalimantan Tengah.

Bila dilihat dari jumlah kredit yang disalurkan perbankan di Kalimantan Tengah, proporsi penyaluran kredit UMKM baru sebesar 21 persen atau hanya sedikit di atas ketentuan penyaluran kredit UMKM oleh perbankan sebesar 20 persen. Beberapa tantangan yang dihadapi UMKM diantaranya keterbatasan kemampuan produksi, terbatasnya lingkup pemasaran, kurangnya modal, hingga belum memahami pencatatan laporan keuangan usaha.

Hal ini menghambat UMKM untuk tumbuh dan berkembang, sehingga dibutuhkan insentif dan bantuan yang berpihak kepada pelaku UMKM di Kalimantan Tengah. Selain itu, pengembangan ekonomi syariah memiliki potensi untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan Tengah.

Besarnya pasar produk halal, kosmetik halal, fashion syariah, dan wisata halal di Indonesia menjadi potensi bagi Kalimantan Tengah untuk mengembangkan produk tersebut dan ikut terlibat dalam value chain ekonomi syariah nasional. Meskipun belum menunjukkan perkembangan yang cukup berarti di Kalimantan Tengah, keberadaan 44 Pondok Pesantren di Kalimantan Tengah menjadi potensi tersendiri untuk dikembangkan.

“Bank Indonesia Kalimantan Tengah telah dan akan terus melakukan pemberdayaan ekonomi pesantren untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, serta memiliki jiwa wirausaha. Diharapkan dengan kualitas SDM pesantren yang berkualitas, dan memiliki produk unggulan yang bernilai tambah terhadap perekonomian, pesantren dapat menjadi hulu dari pengembangan ekonomi syariah di Kalimantan Tengah.” paparnya lebih dalam lagi.

Menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan sinergi dan kontribusi dari setiap elemen masyarakat di Kalimantan Tengah. Diharapkan pemerintah dapat merangkul setiap elemen yang ada ditengah masyarakat, Pelaku Usaha, Asosiasi, Instansi Vertikal, Akademisi hingga Masyarakat secara umum untuk bersinergi dalam membangun Kalimantan Tengah.

Sinergi juga tidak dapat lepas dari upaya untuk terus meningkatkan kualitas SDM di Kalteng. Etos kerja yang baik, dan disiplin harus dapat dijunjung tinggi oleh setiap Aparatur Sipil Negara agar dapat memberikan Quality of Service yang terbaik terhadap pembangunan.

“Akselerasi pertumbuhan ekonomi adalah upaya kita bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kalteng yang inklusif dan berkelanjutan. Demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menuju Kalteng Berkah.” tutupnya.(Aa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *