BPS Kalteng Sampaikan Hasil Pencacahan ST2023 Tahap I

PALANGKARAYA – Setelah sukses melakukan pendataan Sensus Pertanian ditahun 2013 lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah kembali menyampaikan hasil pemutakhiran data pada Sensus Pertanian di 2023 (ST2023).

Berdasarkan sensus yang ke- 7 ini, BPS Kalteng menyampaikan hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2023 (ST2023) Tahap I tercatat Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebanyak 299.008 rumah tangga.

Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro menyampaikan bahwa RTUP 2023 mengalami kenaikan 10,37 persen jika dibandingkan data sensus pertanian 2013.

“Sementara untuk Usaha Pertanian perorangan (UTP) tercatat sebanyak 310.633 unit. jika dibandingkan data sensus 2013 lalu, data UPT 2023 mengalami penurunan sebesar 16,15 persen,” kata Eko, Senin (04/12/2023) 

Adapun untuk perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) tercatat sebanyak 273 unit. data ini ujar Eko menambahkan, mengalami kenaikan 23,53 persen jika dibandingkan dengan data sensus pertanian 2013.

Sedangkan untuk Usaha Pertanian Lainnya (UTL) tercata sebanyak 193 unit, data ini mengalami kenaikan 28,67 persen bila dibandingkan dengan data sensus pertanian 2013.

Lalu untuk Urban farming terdiri dari Rumah Tangga Usaha Pertanian 140 rumah tangga, sedangkan usaha pertanian perorangan 141 unit.

Tercatat petani milenial di Kalteng berumur antara 19 – 39 Tahun di wilayah Kalimantan Tengah sebanyak  82.649 orang atau 28,71 persen.

Adapun petani Gurem (mempunyai lahan kurang dari 1 hektar.red) di Kalteng tercatat sebanyak 72.020 orang. sedangakn untuk populasi ternak di Kalteng yakni untuk Sapi 34.121 ekor dan Kerbau 3.365 ekor.

“jumlah Unit Usaha Pertanian Perorangan terbesar berada di Kabupaten Kapuas sebanyak 53.757 unit 17,30 persen, disusul Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 37.798 unit atau 12,17 persen,”

“Kabupaten Katingan sebanyak 27.300 unit atau 8,79 pesen, sedangkan terkecil berada di Kota PalangkaRaya sebanyak 7.099 unit atau 2,28 persen,” ,” jelasnya lebih dalam.

Eko kembali menjelaskan bahwa setiap negara diminta oleh FAO (Food and Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia untuk berpartisipasi dalam pendataan.

Hal ini tentunya penting dalam rangka untuk untuk mendukung kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani, yangmana data sensus pertanian sendiri, dapat digunakan sebagai kerangka sampling untuk data-data pertanian selanjutnya.

“Karena bidang pertanian ini akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Selain itu melalui ST2023 rekonsiliasi dilakukan agar program satu data Indonesia dapat tercapai,”tutupnya.(a2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: