Suyuti: 2 Hal Penyebab Stunting Pada Tumbuh Kembang Anak

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik), dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.

Padahal seperti  diketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil, pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Sehingga kata lainnya, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng, dr Suyuti Syamsul mengatakan, sesungguhnya stunting disebabkan oleh 2 (dua) hal penting, yakni pertama  asupan gizi anak yang kurang memadai. Yang kedua, yakni adanya penyakit pada anak.

“Karena asupan gizi yang kurang, menyebabkan bahan bakar untuk badan anak tidak ada, sehingga untuk pertumbuhan anak tidak ada. Begitupula apabila anak sering sakit, maka gizi yang ada dalam tubuh anak, akan sering lepas dimakan penyakit,” jelas Suyuti, seusai memberikan materi pada kegiatan Rakon TP PKK se Kalteng, Selasa (09/04) pagi ini.

Dirinya kembali menjelaskan, untuk mengatasi permasalahan stunting, jadi 2 (dua) hal ini yang harus diintervensi. Namun, sayangnya untuk melakukan intervensi tersebut ada batas waktunya, yakni hanya 1.000 hari pertama, atau sampai anak berusia 2 (dua) tahun.

Lebih dari 2 tahun, berat badan anak masih bisa ditingkatkan, namun untuk kecerdasan anak tidak bisa. Karena, stunting maknanya bukan hanya pendeknya tubuh anak, melainkan juga pada penurunan kecerdasan anak.

“Sebetulnya dengan anak banyak makan protein, dan asupan gizi yang cukup, maka persoalan stunting dapat diatasi. Tinggi badan naik dan kecerdasan pun akan ikut naik. Karena ini, akan menjadi bahan baku pertumbuhan anak,” terang Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng.

Kemudian, Suyuti juga menambahkan, untuk Kalteng sendiri, ada 3 (tiga) kabupaten yang memiliki angka stunting yang cukup tinggi, yakni Kabupaten Kapuas, Barito Timur dan Sampit dengan prosentase yang tinggi, yakni mencapai sekitar 48 persen. Daerah inilah yang perlu menjadi fokus, dalam penanganan permasalahan stunting di Kalteng.(Ys)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: