Ubar Mandiri Jadi Tumbal Banjir , PBS Diminta Perhatikan Anak Sungai Cempaga

Anggota Komisi III DPRD Kotim,Sutik

BERITAKALTENG.COM,SAMPIT- Musibah banjir yang terus tarjadi berulang-ulang di Desa Ubar Mandiri Kecamatan Cempaga Hulu, dinilai bukan hanya semata karena faktor curah hujan yang terjadi akibat cuaca ekstrim saat ini.

Menurut Anggota Komisi III DPRD Kotim,Sutik, dalam hal ini pemerintah daerah juga harus melihat situasi dilapangan berkaitan dengan penanggulangan bencana tersebut.

“Dinas terkait harus melihat sikon dilapangan, apa saja yang harus di benahi, dan siapa saja yang wajib harus membantu masyarakat di Desa yang terkena musibah banjir ini, laporkan ke pemerintah daerah, dan laporkan juga ke lembaga legislatif agar di kaji,” Ungkap Sutik, Senin (21/5) tadi pagi.

Legislator partai Gerindra ini juga menyayangkan tidak adanya gerakan berupa pencegahan dari pemerintah daerah, maupun Perusahaan Besar Swasta (PBS) terutama yang bergerak di bidang industri kelapa sawit di daerah tersebut.

“Peran PBS,khususnya kelapa sawit, wajib ada, membantu masyarakat bukan hanya melalui sumbangan berbentuk sembako pasca musibah, tetapi terlebih pada pencegahannya,” urainya.

Sutik menyebutkan, Penyempitan anak sungai Cempaga, merupakan salah satu faktor lambannya air pasang turun, serta melambatnya proses perputaran hilir mudik air pasca hujan.

“Bisa saja selama ini banyak anak sungai yang sudah tertutup semak, kayu-kayu dan sebagainya, kita ketahui banyak sekali anak sungai di Das Cempaga ini,” Tutupnya.

Catatan, ada banyak anak sungai yang tidak mendapat perhartian khusus, baik dari pemerintah desanya, maupun dari PBS, berikut nama-nama anak sungai di Das Cempaga.

Sungai Cempaka, Sungai Paring, Sungai Jemaras, Sungai Lunuk, Sungai Patai, Sungai Rubung, Sungai Baninan, anak sungai yang terletak di Kecamatan Cempaga, selanjutnya
Sungai Pengau, Sungai Parit, Sungai Kebus, Sungai Dalung,Sungai Ubar, Sungai Keruing, Sungai Balawan,Sungai Bangkoang,Sungai Cempaga Buang, secara total anak sungai yang tercatat, merupakan anak sungai yang masuk dalam deretan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

Namun faktanya sungai-sungai ini minim perhatian, bahkan tidak sedikit anak sungai ini mengalami penyempitan akibat minimnya perhatian, baik dari warga sekitar, maupun dari PBS yang beroperasi di dua Kecamatan tersebut.(So)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: