Akankah Penghapusan BBM Pertalite Berpengaruh Terhadap Laju Inflasi ?

 

PALANGKARAYA – Adanya kebijakan wacana penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite RON 90 dan digantikan dengan Pertamax Green RON 92 oleh PT. Partamina (Persero) tahun 2024 mendatang, sampai dengan saat ini memang masih belum dirasakan seperti apa dampak yang akan terjadi di masyarakat.

Kendati demikian, sejumlah masyarakat khususnya Kota Palangkaraya merasa khawatir akan kebijakan tersebut jika benar direalisasikan. Pasalnya ketika pertalite benar-benar akan dihapus, apakah akan berpengaruh terhadap pengeluaran belanja masyarakat.

“mas kan tau, kalau palangkaraya ini bahan sembako masih didatangkan dari Banjarmasin (Kalimantan Selatan.red). ketika menggunakan partamak, tentunya berpengaruh dengan harga barang dipasar, karena biaya angkutan barang sudah pasti naik,” kata pak Mahrus.

Mahrus yang berkerja sebagai Ojek Online di Palangkaraya ini juga merasa khawatir hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap pendapatan sehari-hari. Mengingat ayah dari dua orang anak ini mengaku sampai dengan saat ini masih menggunakan bbm jenis pertalite dengan pengeluaran perharinya berkisar antara Rp30 ribu sampai Rp35 ribu.

Namun ketika beralih ke bbm jenis pertamax, tentu pengeluaran yang harus dilakukan agar tetap bisa berkerja ujarnya menambahkan akan bertambah per harinya, yakni kisaran Rp50 ribu yang harus dikeluarkan.

“biar pedapatanya tidak berkurang per harinya, terpaksa kita tambah jam nariknya mas, biasanya nariknya sampai sore, ni kita tambah nariknya sampai malam. Ya, kita ikuti lah mas apa keputusan pemerintah. Harapanya pertalite tetap ada, kalaupun nanti dihapuskan, paling tidak harga pertamaxnya bisa murah atau di subsidi lah,” harapnya

Ketika disinggung terkait adanya kenaikan harga bbm jenis pertamax per 1 September 2023 yang saat ini sudah mencapai Rp13.300, dari harga sebelumnya Rp12.400 per liternya di SPBU. Dirinya mengaku tidak mengetahun hal tersebut.

Infalsi Bensin di Kalteng Tercatat 20,85 Persen Secara YoY

Komoditas seperti BBM ini hampir setiap rumah tengga menggunakanya. Adanya pergeseran harga tentunya akan mempengaruhi terhadap Inflasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat, secara yoy (Agustus 2023 terhadap Agustus 2022) bensin (pertalite, pertamax, pertamax turbo) inflasinya sebesar 20,85 persen. Akan tetapi solar (solar,Dexlite, Pertamina Dex) mengalami deflasi sebesar 1,53 persen.

Kepala BPS Provinsi Kalimantan Tengah, Eko Marsoro melalui Koordinator Fungsi Statistik Distribusi, Akhmad Tantowi menyampaikan bahwa ketika berbicara inflasi secara umum, tentunya berbicara lebih dari 300 komoditas.

“Pasti ada yang naik, ada juga yang turun. Kami BPS Kalteng untuk menghitung inflasi harus memantau antara 300-400 komoditas setiap bulanya,” kata Tantowi ketika di hubungi via telpon.

Dijelaskan Tantowi bahwa Septermber 2022 lalu, BBM naik tajam karena adanya kebijakan pemerintah. kenaikan bbm yang cukup tinggi pasti akan mendorong inflasi.

“Dampak kenaikan bbm juga berimbas ke yang lain, seperti ongkos angkutan naik, tentunya biasa produksi juga naik dan lain-lain,” katanya menambahkan.

Ketika ditanya terkait gambaran kondisi masyarakat seperti apa ketika kebijakan penghapusan pertalite tersebut diberlakukan. Tantawi menjelaskan bahwa ketika itu diberlakukan, maka masyarakat akan berbondong-bondong beralih ke bbm jenis pertamax, dan tentunya bbm jenis pertamax permintaanya akan meningkat.

Secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat pengguna kendaraan untuk membeli bbm jenis pertamax. Dirinya mencontohkan, biaya yang dikeluarkan seorang karyawan untuk pergi ke kantor per bulanya misalnya Rp100.000 ketika menggunakan bbm jenis pertalite. Akan tetapi biaya yang dikeluarkan untuk karyawan tersebut akan bertambah ketika harus membeli bbm jenis petamax.

“ketika menggunakan bbm jenis pertalite mengeluarkan biaya misalnya Rp100.000,- ketika pertalite tidak ada, sudah pasti beli bbm jenis pertamax, tentunya biaya yang dikeluarkan lebih besar dari sebelumnya, misalnya Rp150.000 per bulanya,”

“ketika biaya yang dikeluarkan untuk beli bbm bertambah, tentunya akan ada biaya lain yang ‘dikorbankan’. Misalnya ketika pendapatan si karyawan tidak berubah. Tentunya akan ada pergeseran atau pengurangan terhadap biaya yang dikeluarkan. Misalnya jajannya dikurangi, konsumsi atau lainya. Saya sarankan agar masyarakat bisa pintar-pintar mengatur pengeluaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan saja,” katanya menambahkan.

LPP Kalimantan Tengah November 2022, Kinerja Sektor Utama Penompang Ekonomi Tetap Tumbuh Tinggi Ketika Itu

Untuk saat ini, gambaran atas pengaruh kebijakan penghapusan BBM Pertalite terhadap kondisi ekonomi masyarakat khususnya di Kalimantan Tengah, masih belum bisa dijelaskan secara persis seperti apa, mengingat hal tersebut belum terjadi.

Kendati demikian. Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah ketika dikonfirmasi akan hal tersebut mencoba memberikan contoh sedikit gambaran atas persitiwa kenaikan BBM dan inflasi pada periode November 2022 lalu.

Berdasarkan Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kalimantan Tengah November 2022 khususnya pada Perkembangan Inflasi Daerah, dimana inflasi Kalimantan Tengah Triwulan III tahun 2022 ketika itu alami peningkatan menjadi 8,12 persen (yoy) dibandingkan pada triwulan sebelumnya yakni 6,40 persen (yoy).

Kepala KPw BI Provinsi Kalteng, Taufik Saleh menyampaikan, berdasarkan jenis komoditas, bensin ketika itu menjadi komoditas dengan andil inflasi tertinggi di Kalimantan Tengah 1,08 persen, disusul oleh tarif air minum PDAM 0,67 persen.

“kenaikan harga bensin subsidi menyumbang andil yang cukup signifikan pada inflasi Kalimantan Tengah ketika itu. Jika dilihat Inflasi berdasarkan kelompok pengeluaran, mayoritas kelompok komoditas mengalami peningkatan tingkat inflasi pada triwulan III 2022,” katanya.

Meski demikian, momentum pemulihan ekonomi ketika itu terus berlanjut, dimana kinerja sektor-sektor utama penompang ekonomi tetap tumbuh tinggi. Sektor pertambangan diprakirakan akan tumbuh signifikan dan menjadi sumber pertumbuhan utama pada tahun 2022 lalu.

Perbaikan dari sektor usaha lainya seperti LU perdagangan besar dan eceran, transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minuman diprakirakan ketika itu akan terus membaik sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat.(a2)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: