FOTO : Ketua DPRD Kotim, Rinie Anderson.

Klaster Perusahaan Perkebunan Diharap Jadi Perhatian

FOTO : Ketua DPRD Kotim, Rinie Anderson.

BERITAKALTENG.com – SAMPIT – Kasus penyebaran covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali  terjadi. Masyarakat, khususnya  pihak perusahaan besar swasta  (PBS) kelapa sawit, untuk terus  meningkatkan protokol kesehatan terhadap karyawannya.

“Apalagi terungkap belakangan ini, ada klaster dari perusahaan perkebunan, ini harus menjadi perhatian,” kata Ketua  DPRD Kotim, Rinie Anderson.

Dia mengatakan, pandemi Covid-19 ini masih terjadi, maka dari itu harus tetap menerapkan protokol kesehatan, khususnya memakai masker dalam setiap aktivitas. Munculnya klaster penularan di perusahaan perkebunan juga  menjadi perhatian serius politisi PDI Perjuangan ini.

Rinie mengapresiasi sikap perusahaan yang proaktif melaporkan dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam penanganan penularan Covid-19  di lingkungan kerjanya.

Sementara itu bagi perusahaan lainnya, kejadian ini diharapkan menjadi peringatan agar tidak sampai terjadi di perusahaan masing-masing. Upaya pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan  secara ketat harus dilakukan.

Rinie juga mendorong vaksinasi Covid-19 terus dioptimalkan. Tujuannya untuk melindungi masyarakat, termasuk pekerja  perusahaan.

“Kita harus memaksimalkan vaksinasi Covid-19 bagi semua kalangan. Harapannya agar terbentuk ‘herd immunity’ agar mata rantai penularan bisa segera diputus sehingga pandemi ini segera berakhir,” tandas Rinie.

Berdasarkan data Satuan Tugas  Penanganan Covid-19, lonjakan  kasus terjadi pada pekan lalu.  Saat itu terjadi penambahan sebanyak 71 kasus baru warga yang  terkonfirmasi positif Covid-19. Hal yang menjadi perhatian  karena disebutkan penambahan  kasus covid-19 terbanyak pada  hari itu yaitu pada lingkungan  perusahaan perkebunan.

Berdasarkan data sebarannya, tergambar bahwa penambahan kasus terbanyak ada di Kecamatan Mentaya Hilir Utara yaitu 46 orang. Munculnya klaster perkebunan ini perlu mendapat perhatian serius agar penularan  tidak meluas. (Rik/Arl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *