Beritakalteng.com, BUNTOK – Terkait perkembangan status kesehatan enam orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Cluster Gowa, Sulawesi Selatan asal Kabupaten Barito Selatan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat dr. Djulita K. Palar, memastikan bahwa pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Dikatakan oleh pria yang bertugas sebagai juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC-19) Barsel ini, mengenai enam orang PDP tersebut, untuk sementara di rawat di RSUD Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya, sebagai Rumah Sakit rujukan yang telah ditetapkan kementerian kesehatan RI.
“Untuk statusnya belum ditentukan, masih menunggu hasil pemeriksaan PCR atau test swab, sudah dikirim ke Surabaya dan sampai sekarang belum ada hasil test, (namun) kami tetap berkoordinasi dengan pihak RSDS,” sampaikannya saat melakukan konferensi pers di Aula Setda Kantor Bupati Barsel, Minggu (12/4/2020).
Dilanjutkan pria yang akrab di panggil dokter Djul tersebut, bahwa dari maraknya pemberitaan media dan di media sosial, sesuai data yang ada yaitu dari 40 lebih jamaah, ternyata ada sebagian orang yang tidak termasuk dalam daftar rombongan, namun juga mengikuti kegiatan tabligh akbar itu.
“Bukan cuma satu melainkan ada tiga orang yang tidak ada dalam list dan sudah kami masukan dalam data kami, sesuai data pada kami ada 41 orang dan itu sudah dilakukan pemeriksaan rapid test semua,” ungkap Djul.
“Seperti yang dari Kecamatan Jenamas, itu ternyata dia tidak masuk dalam daftar rombongan cluster Gowa, karena dia berangkat sendiri, tapi kami tetap tindak lanjuti,” bebernya mencontohkan.
Untuk itu, ia kemudian meminta kerja sama dari semua pihak yang mengetahui adanya beberapa orang yang diketahui turut berangkat ke Gowa, namun tidak termasuk dalam list cluster, agar bisa melaporkan langsung kepada Dinkes atau tim GTPPC-19 lainnya.
Sebab, sebagaimana diketahui Makassar, merupakan salah satu daerah yang masuk dalam zona merah, dengan penyebaran secara lokal (transmisi lokal) yang tergolong paling banyak kasusnya di Indonesia.
“Apabila ada dari teman-teman media yang tahu persis ada orang yang tidak termasuk list dan belum melapor ke tim gugus tugas, mohon informasikan supaya kami bisa menindak lanjuti itu,” pinta Djul.
Sementara itu, Djul mengingatkan kepada masyarakat Barsel, agar tidak panik terkait adanya kasus PDP cluster Gowa ini, karena selain dari enam orang yang ditetapkan sebagai PDP itu sendiri, pihak keluarga mereka juga terus dilakukan pemantauan oleh pihak Dinkes.
“Tim penyelidikan epidemiologi (PE) selalu memantau secara rutin bukan hanya yang jamaah ini, dengan orang yang sudah dinyatakan Orang Dalam Pemantauan (ODP) lainnyapun terus kami pantau kesehatannya,” terangnya.
Saat ini, ditekankan oleh Djul, yang menjadi fokus utama tim gugus tugas adalah, selain melakukan penanganan ODP dan PDP saja, namun lebih kepada mengoptimalkan memutus mata rantai penyebaran virus corona, melalui penggalakkan sosial distancing dan physical distancing.
Sebab dikatakannya lagi, cara paling efektif mencegah meluasnya penyebaran wabah Sars Cov 2 ini, adalah dengan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap berada di rumah apabila tidak mendesak, kemudian membudayakan mencuci tangan menggunakan sabun sesering mungkin dan apabila terpaksa harus keluar rumah, tetap gunakan masker dimanapun berada.
“Intinya kami melakukan kegiatan pencegahan dan penanganan, yang utama adalah dengan memutuskan rantai penularan,” tandasnya.
Sebelumnya, keenam warga Barsel tersebut dinyatakan sebagai PDP oleh Dinkes, setelah melalui serangkaian pemeriksaan, rapid test, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan lainnya, terindikasi terpapar virus corona, pascakepulangan mereka dari kegiatan Ijtima Ulama se-Asia yang digelar di Gowa, Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.(Sebastian)