Beritakalteng.com, BUNTOK – Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Barito Selatan berkolaborasi dengan tim Langkah Inovasi Indonesia (LII) menyelenggarakan lomba pidato menggunakan bahasa Inggris bagi para pemuda, Selasa (15/4/2025) malam.
Kegiatan yang digelar di Aula Pertemuan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Barsel di Buntok tersebut, diikuti oleh delapan peserta dari beberapa kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah.
Mengusung tema “Empowering Kalimantan Tengah Youth : Sthrengthening the Youth Development Index for a Brigther Future”, adalah lomba yang bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Kepemudaan (IPM) di Kalteng, melalui pertunjukan bakat dan kemampuan berbahasa asing anak – anak muda.
Acara ini digagas sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kepemudaan dan Olahraga tingkat provinsi Kalteng tahun 2025.
Diterangkan oleh Kepala Disporaparbud Barsel, Manat Simanjuntak, anak – anak muda merupakan embrio tampuk kepemimpinan di masa depan.
Dengan dilaksanakannya lomba pidato berbahasa Inggris yang untuk pertama kalinya digelar di Kalteng ini, ditargetkan bisa meningkatkan kemampuan berbahasa asing bagi para pemuda yang ada di Bumi Tambun Bungai.
Sebab, jelas mantan Kepala Dinas Pendidikan Barsel ini lagi, dengan adanya kemampuan berbahasa asing yang mumpuni, maka diharapkan ke depannya bisa memberikan kemudahan bagi anak – anak muda di Kalteng untuk menghadapi persaingan, terutama dalam hal mencari pekerjaan, melanjutkan pendidikan, dan bahkan pertukaran ilmu pengetahuan sampai ke negara – negara lainnya.
“Jadi anak – anak ini, pemuda – pemuda ini kita persiapkan dengan event ini, berbasis lomba pidato ini yang kita gabung di rangkaian acara Rakornis Kepemudaan dan Olahraga se-Kalimantan Tengah,” tuturnya menerangkan.
Selanjutnya, Manat juga berterima kasih kepada tim LII dan ketiga juri penilai yakni, Hafidz Ridha Try Sjahputra, Yuseftu Leluno dan Rino Thesaloga yang sangat aktif dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dia berharap agar ketiga tokoh pemuda yang merupakan putra asli Barsel tersebut, bisa terus memberikan kontribusi dalam pembangunan IPM di Bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus itu khususnya, dan juga bagi seluruh pemuda di tanah Borneo pada umumnya.
“Tiga putra daerah Kalteng yang kental dengan darah Barito, mudah – mudahan mereka tidak pernah meninggalkan generasi – generasi berikutnya,” imbuhnya.
“(Semoga) mereka akan selalu ada untuk perjalanan anak – anak kita, bisa berkomunikasi dan meningkatkan percaya diri, sehingga bisa menyuarakan bagaimana mereka menjadi pemuda – pemuda yang berpotensi dan inspiratif di masa yang akan datang,” tukas Manat menambahkan.

Sementara itu, selaku ketua Panitia pelaksanaan kegiatan sekaligus salah satu juri penilai, Hafidz Ridha Try Sjahputra, mengatakan bahwa tugas yang diberikan kepada dia dan tim merupakan perkara yang sangat besar, untuk itu dia menyampaikan terima kasih kepada Disporaparbud Barsel yang sudah memberikan kepercayaan tersebut.
Pasalnya, terang pemuda lulusan
S2 Master of International Relations Universitas Monash, Melbourne, Australia ini, dengan suksesnya pelaksanaan kegiatan itu, membuktikan bahwa Gen Z merupakan generasi yang dianggap denial, ternyata bisa dan dapat dipercaya dalam mengemban tugas.
“Hal ini bisa menjadi tanda, bahwa kolaborasi antar generasi, generasi X, Millenial dan Gen Z itu bisa terjadi. Jadi bukan hanya ribut di sosmed, akan tetapi bisa juga berkolaborasi di dunia nyata,” tukasnya.
Dilanjutkan Hafidz, dirinya merasa bangga karena lomba pidato yang meskipun kegiatannya mendadak dan hanya dipersiapkan kurang dari 2×24 jam tersebut, bisa terlaksana dengan baik dan lancar.
“Walau hanya 2×24 jam persiapan, tetapi pesertanya bagus, persiapannya maksimal, dan tadi senyumannya membuat kami senang melihatnya,” selorohnya.
Dia berharap agar kegiatan serupa perisiapannya harus lebih matang agar jumlah pesertanya yang ikut bisa lebih banyak.
“Harapannya ini bisa menjadi seperti kata pak Manat tadi, ini bisa jadi embrio untuk naik ke tingkat nasional. Harapannya juga kita bisa membuktikan bahwa (Pemuda) Kalimantan Tengah bisa bersaing ke tingkat internasional,” pungkas Hafidz.
Keluar sebagai Juara I pada lombat tersebut, adalah I Made Juniar Mardika dengan nilai 277, mengalahkan Refa Helena di posisi kedua dengan nilai 261 dan Syalomitha Trecia Silitonga pada posisi ketiga dengan raihan poin 260.
Sementara itu, untuk juara harapan I ada nama Angela Adventia yang memperoleh poin 258, disusul Alexander Cliff pada posisi harapan II dengan nilai 240 dan Maulana Rahmat pada urutan harapan ketiga dengan nilai 227.(Sebastian)