BERITAKALTENG – SAMPIT – Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-109 yang dilaksanakan Kodim 1015/Spt di Kecamatan Pulau Hanaut, tidak hanya soal tidak pembangunan infrastruktur semata.
“Selain pembangunan jembatan dan lainnya, ada sasaran nonfisik yang akan dicapai dalam kegiatan TMMD. Sasaran nonfisik ini juga tidak kalah penting bagi masyarakat dan kita semua,” kata Komandan Kodim 1015/Spt Letkol CZI Akhmad Safari, Rabu (23/9/2020).
Isu-isu strategis yang ditetapkan menjadi sasaran nonfisik tersebut yaitu wawasan kebangsaan dan bela negara, bahaya kebakaran hutan dan lahan, penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis, bahaya narkoba serta bahaya COVID-19 dan protokol kesehatan.
Pemahaman dan pengamalan wawasan kebangsaan dan bela negara dinilai sangat penting bagi setiap negara, tidak terkecuali bagi masyarakat Kecamatan Pulau Hanaut yang geografisnya berada di kawasan pesisir dan terluar Kabupaten Kotawaringin Timur.
Tujuannya agar masyarakat bersama TNI dan segenap elemen bangsa mempunya komitmen dan tekad yang sama dalam membangun wilayah serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Isu strategis lainnya yaitu bahaya kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Hal ini untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya karhutla yang menimbulkan kabut asap parah, bisa menimbulkan dampak buruk luar biasa hampir di semua sektor, seperti yang pernah terjadi di kabupaten ini pada 2015 silam.
Kecamatan Pulau Hanaut termasuk salah satu kecamatan yang rawan terjadi kebakaran lahan, sementara untuk memadamkannya cukup sulit karena kecamatan ini belum terhubung akses darat dari pusat kota sehingga belum memungkinkan mengerahkan mobil pemadam kebakaran, sehingga pemadaman hanya bisa mengandalkan pasukan darat dan pengeboman air menggunakan helikopter.
Untuk itulah TMMD ke-109 di Desa Bapinang Hilir dan Babirah ini juga dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat terkait bahaya karhutla serta bagaimana membangun kepedulian untuk bersama-sama mencegah dan menanggulanginya.
Penyuluhan dan pengobatan gratis juga menjadi isu strategis lainnya yang diangkat. Sebagai daerah yang masih terisolasi jalan darat, masalah kesehatan menjadi hal penting yang harus menjadi perhatian karena sangat dibutuhkan masyarakat.
Isu Strategis lainnya adalah bahaya narkoba. Kampanye melawan peredaran dan penyalahgunaan barang haram itu menjadi keharusan karena sudah menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.
Semua mengetahui bahwa Kotawaringin Timur termasuk zona merah narkoba karena peredaran dan kasusnya termasuk paling tinggi dibanding daerah lain di Kalimantan Tengah. Peredarannya tidak hanya perkotaan, tapi secara masif juga telah merambah pedesaan. Untuk itulah diperlukan upaya terus menerus mengajak masyarakat untuk menjauhi dan memerangi narkoba.
Sementara itu masalah pandemi COVID-19 juga menjadi isu strategis yang diangkat dalam TMMD kali ini. Seperti diketahui, pandemi virus mematikan ini masih terjadi dan terus mengancam, bahkan jumlah penderitanya di kabupaten ini terus meningkat.
Untuk itu perlu upaya besar-besaran dan berkelanjutan untuk mengingatkan masyarakat menjalankan protokol kesehatan agar terhindar dari penularan COVID-19. Masyarakat harus diberi pemahaman bahwa penularan virus ini bisa terjadi di mana dan kapan saja, tidak terkecuali di wilayah pedesaan.
“Pencapaian sasaran nonfisik tersebut dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan pelayanan kepada masyarakat desa. Kami berharap TMMD ini tidak hanya sukses mencapai target fisik, tetapi juga sasaran nonfisik yang keberadaannya juga tidak kalah penting,” pungkas Akhmad Safari. (SOG)