Hadiri Webinar TBM Tingang Menteng, Rektor UPR Sampaikan 10 Hal Penting Tentang New Normal

FOTO : Rektor UPR Dr Andrie Elia Embang SE MSi, saat menghadiri kegiatan Webinar bersama TBM Tingang Menteng, melalui sambungan virtual, Sabtu (20/6/2020).

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Dr Andrie Elia Embang SE MSi melaksanakan kegiatan Webinar bersama Tim Bantuan Medis (TBM) Tingang Menteng, melalui sambungan virtual, dari Rumah Jabatan Rektor, Sabtu (20/6/2020).

Adapun menjadi tema kegiatan Webinar kali ini, yakni ‘Berani Melangkah Untuk New Normal’. Dimana, untuk sekedar diketahui, TBM Tingang Menteng itu sendiri, ialah merupakan organisasi badan semi otonom (BSO) yang berada di bawah naungan Fakultas Kedokteran (FK) UPR.

TBM Tingang Menteng juga memiliki induk organisasi, yakni Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) yang memiliki motto ‘Terhimpun Dalam Persaudaraan Untuk Kemanusiaan’. TBM Tingang Menteng, terbentuk di Palangka Raya, sejak 21 November 2015 lalu.

Organisasi ini juga memiliki visi yakni untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian anggotanya, terutama dalam bidang bantuan dan kegawatdaruratan medis.

Kegiatan Webinar kali ini juga membahas 2 (dua) topik perbincangan, yakni Manajemen sterss yang baik dalam menghadapi era new normal, dengan narasumber dr Dina Elizabeth Sinaga, Sp.KJ (psikiater RSJ Kalawa Atei primya Betang Pambelum).

Kemudian, kedua terkait Asupan gizi yang baik bagi tubuh, dalam rangka memasuki era new normal, dengan narasumber dr Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp.GK (Kepala Dapertemen Gizi FK UPR).

Di hari dan kegiatan yang sama, Rektor UPR Dr Andrie Elia Embang SE MSi menyampaikan sekaligus membuka secara langsung kegiatan Webinar tersebut.

Dikatakan Dr Andrie Elia, ada 10 poin penting yang disampaikannya, yakni mendefinisikan New Normal adalah kebijakan, membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik, secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan, yang sebelum tidak adanya pandemi.

Selanjut Dr Andrie Elia, New Normal adalah upaya, menyelamatkan hidup warga dan menjaga, agar negara tetap bisa berdaya menjalankan fungsinya.

New Normal adalah tahapan baru, setelah kebijakan ‘stay at home’ atau ‘work from home’ atau pembatasan sosial diberlakukan untuk mencegah penyebaran massif wabah virus corona.

Jelasnya lebih dalam, New Normal utamanya agar warga yg memerlukan aktivitas luar rumah dapat bekerja dengan menggunakan standar kesehatan yang ditetapkan. Jadi bukan sekedar bebas bergerombol atau keluyuran.

Selain itu, New Normal diberlakukan, karena tidak mungkin warga terus menerus bersembunyi di rumah, tanpa kepastian. Tidak mungkin seluruh aktivitas ekonomi berhenti, tanpa kepastian yang menyebabkan kebangkrutan total, PHK massal dan kekacauan sosial.

Sambungnya menjelaskan kembali, New Normal ditujukan agar negara tetap mampu menjalankan fungsi-fungsi nya sesuai konstitusi.

“Harap diingat bahwa pemasukan negara, berasal dari pajak dan penerimaan negara lainnya. Jika aktivitas ekonomi terus berhenti total, maka negara tidak punya pemasukan, akibatnya negara juga tidak bisa mengurus rakyatnya,” Jelasnya.

New Normal diberlakukan dengan kesadaran penuh bahwa wabah masih ada di sekitar kita. Untuk itu, aktivitas ekonomi/publik diperbolehkan, dengan syarat menggunakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

“Jika New Normal tidak dilakukan, maka dampak sosial ekonominya, tidak akan bisa tertahankan. Kebangkrutan korporasi selanjutnya, ekonomi akan membawa efek domino kebangkrutan negara!,” Bebernya.

Sedangkan, Jika anda tidak setuju dengan New Normal, silakan tetap tinggal di rumah. Sebab banyak orang tetap harus keluar rumah, untuk bisa menghidupi keluarganya. Tidak semua orang bisa bertahan selama berbulan-bulan, apalagi bertahun-tahun dan tetap bisa menghidupi keluarganya.

Untuk memastikan New Normal bisa berjalan baik, maka pemerintah harus melakukan upaya yang sistematis, terkordinasi dan konsisten, dalam melakukan pengawasan publik dan ‘law enforcement’. Di dalamnya juga termasuk memperbesar kapasitas sektor kesehatan kita untuk mengantisipasi lonjakan penderita Covid-19.

Yang terakhir, Ungkap Dr Andrie Elia, yakni Pemerintah pusat dan daerah, harus bersinergi untuk memastikan pemeriksaan kesehatan yg massif, tersedianya sarana perawatan dan peralatan medis, melindungi mereka yang paling rentan melalui penyiapan pengamanan sosial yang tepat sasaran dan perlindungan kesehatan.

Sekedar untuk diketahui, dalam kegiatan yang diikuti oleh 850 peserta ini, Rektor UPR Dr Andrie Elia Embang SE MSi juga menyampaikan apresiasi, kepada pihak penyelengara kegiatan webinar ini, seyogyanya hal ini sebagai kontribusi nyata, dari FK UPR dalam membantu masyarakat, dimasa pandemi COVID-19 ini.

Topik bahasan, yang di sampaikan dalam webinar ini pun sangat menarik, karena isu yang dibahas dinilai sangat krusial.(YS/a2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *