
beritakalteng.com – SAMPIT – Pendangkalan alur Sungai Mentaya cukup mengganggu. Pengerukan terakhir dilakukan tahun 2015. Saat ini, kondisinya semakin memprihatikan. Karena alur sungai tersebut hanya bisa dilewati dengan aman saat sungai sedang pasang. Untuk kapal berukuran besar juga tidak bisa masuk ke Pelabuhan Sampit, karena terkendala terbatasnya alur.
Prihatin dengan kondisi alur Sungai Mentaya, para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) Koordinator Wilayah Kalimantan Tengah segera melakukan studi kelayakan normalisasi alur Sungai Mentaya tersebut.
“Kami akan melakukan penetapan alur Sungai Mentaya terlebih dulu bersama pemerintah daerah, apakah dibikin alur baru atau memakai alur lama dan alur yang ditetapkan itu nanti yang akan kami lakukan studi kelayakan. Baru nanti kita lakukan revitalisasi dengan cara pengerukan dan pelebaran alur,” kata Ketua ABUPI Koordinator Wilayah Kalimantan Tengah Muhammad Guntur Syaban kepada awak media, Kamis (29/8/2019).
Menurut Guntur, membahas masalah tersebut, hingga digelar pertemuan yang melibatkan pemerintah daerah, ABUPI dan pengguna alur Sungai Mentaya. Hal ini untuk menampung masukan dan aspirasi serta menyamakan persepsi agar studi kelayakan dan normalisasi alur bisa terwujud.
Pertemuan ini diadakan di aula lantai II Sekda Kotim yang dihadiri Wakil Bupati HMTaufik Mukri dan sejumlah pihak terkait lainnya.
Bupati Kotim H Supian Hadi dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Bupati HM Taufik Mukri menyambut positif rencana studi kelayakan yang akan dilakukan ABUPI bekerjasama dengan mitra strategis mereka. Pemerintah daerah berharap normalisasi alur bisa terwujud sehingga membawa dampak positif terhadap perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat menyambut baik apa yang dilakukan oleh ABUPI untuk melakukan studi kelayakan normalisasi alur Sungai Mentaya. Kami juga berharap alur Sungai Mentaya dibuat dua jalur agar waktu tunggu bisa dipersingkat. Mengigat alur Sungai Mentaya hanya satu jalur saja dan revitalisasi alur sungai dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” kata bupati dalam sambutannya.
Wabup Taufiq Mukri juga mengatakan untuk mendukung kelancaran arus barang dan angkutan orang serta mempercepat pembangunan infrastruktur berbagai sektor, pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Kotim yang memiliki potensi pendapatan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) cukup besar untuk kegiatan pengusahaan di pelabuahan, maka perlu adanya tanggung jawab bersama. Untuk itu, pemkab sangat mendukung studi kelayakan normalisasi alur Sungai Mentaya tersebut.
Sementra Direktur Pelabuhan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI M Tohir mengharapkan ada solusi bersama terkait skema pembiayaan studi kelayakan, pengerukan hingga pengelolaan alur. Maka pertemuan ini sangat penting untuk mendorong peningkatan sektor kepelabuhanan di Kotawaringin Timur yang potensinya dinilai sangat besar.
“Peran serta pihak ketiga memang dibutuhkan karena keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh pemerintah, dan pemerintah juga bisa menunjuk siapa saja untuk memelihara dan mengelola alur berdasarkan kajian studi, berapa investasi mereka mengeruk dan memelihara alur. Setelah itu mereka diberikan kesempatan memungut sesuai kesepakatan. Hal ini untuk kelancaran alur Sungai Mentaya, karena dampak sangat besar terhadap perekonomian,” pungkasnya. (agg)