Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Banyaknya mahasiswa UPR yang mengalami dampak ekonomi karena pandemi, kemudian mengajukan penurunan pembayaran UKT tampaknya berimbas kepada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari dana uang kuliah tunggal Universitas Palangka Raya (UPR).
“PNBP mengalami penurunan. Sebenarnya penurunan ini akan berakibat dengan turunnya anggaran UPR. Walau demikian, kita tetap utamakan bagaimana mahasiswa tetap bisa mendapatkan pendidikan walau sebisa mungkin kita bantu persoalan pembayaran UKT,” ucap Rektor UPR, Dr. Andre Elia Embang SE,MSi, Rabu (16/9/2020).
Dampak dari penurunan anggaran di UPR akan berakibat kepada anggaran administrasi, gajih tenaga kerja khususnya tenaga kontrak, pemeliharaan dan peningkatan sarana fasilitas kuliah dan bidang lainnya.
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki daya tarik, salah satu magnetnya adalah nilai UKT yang tergolong murah. Walau demikian UPR tetap mengutamakan mutu pendidikan dengan beberapa fakultas kini denfan akreditasi A.
“Kondisi itu membuat UPR malah memiliki daya tarik. UKT termurah, bahkan ada Rp.500 ribu. Kemudian tetap meningkatkan kualitas pendidikan, beberapa fakultas kini naik akreditaainay menjadi A. Untuk diketahui PNBP UPR terakhir dinilai Rp 77 miliar pertahun. Beban pengeluaran mencapai Rp130 miliar, kondisi ini membuat UPR masih mendapat subsidi pemerintah pusat,” bebernya.(*)