Survei OJK 2019, Indeks Literasi Keuangan Indonesia Mencapai 38,03 Persen

Foto : Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah (OJK Kalteng), Otto Fitriandy

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Kepala Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah (OJK Kalteng), Otto Fitriandy menyebutkan, hasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) ketiga, yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 kemarin, dapat diketahui indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 76,19 persen.

“Dimana, angka tersebut meningkat dibanding hasil survei OJK pada tahun 2016 lalu,  yaitu untuk indeks literasi keuangan 29,7 persen, dan indeks inklusi keuangan 67,8 persen, atau dalam 3 (tiga)  tahun terakhir, terdapat peningkatan pemahaman keuangan (literasi), oleh masyarakat yakni sebesar 8,33 persen. Serta, peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 8,39 persen,” ucap Otto, Selasa (02/03).

Diterangkan Otto, peningkatan tersebut, merupakan hasil kerja keras bersama, antara Pemerintah Pusat dan Daerah, OJK, Kementerian/lembaga terkait, Industri Jasa Keuangan dan berbagai pihak lainnya.

“Dengan, terus berusaha secara berkesinambungan, dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat. Hal ini, juga merupakan hasil kerjasama dan sinergitas antar pihak, sehingga  target indeks inklusi keuangan, yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Perpres Nomor 82 tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), sebesar 75% pada tahun 2019 ini telah tercapai,” ungkapnya.

Sambung Otto, sebagaimana untuk diketahui, Survei OJK tahun 2019 ini mencakup 12.773 responden, yang tersebar di 34 provinsi dan 67 kota/kabupaten se Indonesia, dengan mempertimbangkan gender dan strata wilayah perkotaan/perdesaan.

Kembali dijelaskannya, sebagaimana tahun 2016, SNLIK 2019 juga menggunakan metode, parameter dan indikator yang sama, yaitu indeks literasi keuangan yang terdiri dari parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku.

Begitupula di sisi indeks inklusi keuangan, menggunakan parameter penggunaan (usage). Adapun di wilayah Provinsi Kalteng, indeks literasi keuangan mencapai 37,01 persen, dan indeks inklusi keuangan 74,80 persen.

Yangmana, angka tersebut meningkat jika dibanding hasil survei OJK 2016, yaitu indeks literasi keuangan 26,18 persen dan indeks inklusi keuangan 60,36 persen. Meskipun lebih rendah dari pencapaian Nasional, namun angka tersebut meningkat lebih tinggi dibanding peningkatan Nasional dalam 3 tahun terakhir, yaitu pemahaman keuangan (literasi) masyarakat sebesar 10,83 persen. Dan, peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 14,44 persen.

“Apabila kita telaah lebih lanjut, berdasarkan strata wilayah di Provinsi Kalteng, indeks literasi keuangan dan inklusi masyarakat perkotaan masing-masing mencapai 38,54 persen dan 88,02 persen.”

“Sedangkan, untuk indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat perdesaan, masing-masing mencapai 35,45 persen dan 61,38 persen. Dimana, hasil survei juga menunjukkan bahwa berdasarkan gender, indeks literasi dan inklusi keuangan laki-laki, masing-masing sebesar 43,46 persen dan 81,15 persen, relatif lebih tinggi dibanding
perempuan masing-masing sebesar 30,53 persen dan 68,42 persen,” Terangnya.

Kedepan, OJK akan menggunakan hasil survei literasi keuangan 2019 ini, untuk penyempurnaan strategi pengembangan literasi keuangan nasional yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Namun demikian, dalam rangka mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen, pada tahun 2023 di wilayah Provinsi Kalteng, maka diperlukan sinergi, peran serta dan dukungan seluruh pihak agar layanan Lembaga Jasa Keuangan Formal dapat menjangkau seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil, sehingga manfaatnya dapat langsung terasa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kalteng.(YS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *