BeritaKalteng.com, PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Kalteng, pada bulan Februari 2019. Dimana, dalam release Berita Resmi Statistik, BPS Kalteng mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalteng, tercatat sebesar 3,33 persen.
Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri yang didampingi Kabid Nerwilis Maria Wahyu Utami Ssi, menyampaikan bahwa jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2019 sebanyak 1.416,2 ribu orang, naik 18,9 ribu orang dibanding Februari 2018 lalu.
“Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja pada bulan Februari 2019 sebanyak 1.369,0 orang, naik 16,2 ribu orang dibanding keadaan bekerja setahun lalu.”
“Sementara itu, untuk jumlah pengangguran sebanyak 47,2 ribu orang, mengalami peningkatan sebanyak 2,8 ribu orang dibanding setahun lalu,” terang Yomin, Senin (06/05) siang ini.
Lanjut Kepala BPS Kalteng, untuk tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pada bulan Februari 2019, tercatat sebesar 72,23 persen, menurun sebesar 0,74 poin dibanding setahun yang lalu.
Sedangkan, bila berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan TPAK antara laki-laki dan perempuan. Pada Februari 2019, TPAK laki-laki sebesar 87,92 persen, sementara TPAK perempuan hanya 54,72 persen.
Namun demikian, dibanding kondisi setahun yang lalu, TPAK laki-laki mengalami peningkatan sebesar 0,27 poin dan TPAK perempuan mengalami penurunan sebesar 1,88 poin.
Ia juga menyebutkan, bahwa TPT adalah indikator yang digunakan, untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja.
“Berbagai kebijakan pemerintah, terkait penciptaan lapangan pekerjaan, cukup bisa menekan tingkat pengangguran, ditunjukkan oleh TPT yang berada pada angka 3,33 persen, pada bulan Februari 2019. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan bulan Februari 2018, terjadi sedikit peningkatan sebesar 0,15 poin, yang semula TPT Februari 2018 sebesar 3,13 persen,” ujarnya.
Dijelaskannya kembali, jika dilihat dari tingkat pendidikan pada bulan Februari 2019, TPT untuk Universitas paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 5,76 persen.
TPT tertinggi berikutnya, terdapat pada SMA sebesar 5,47 persen. Sehingga, dengan kata lain ada penawaran tenaga kerja yang berlebih, terutama pada tingkat pendidikan Universitas dan SMA.
“Hal ini berbanding terbalik, dengan mereka yang berpendidikan cenderung rendah, mau menerima pekerjaan apa saja, dimana hal itu dapat dilihat dari TPT SD ke bawah, paling kecil diantara semua tingkatan pendidikan, yaitu sebesar 1,67 persen. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, TPT mengalami penurunan di jenjang pendidikan SD, SMA, SMK dan Diploma I/II/III, sedangkan jenjang pendidikan SMP dan Universitas mengalami peningkatan,” tutupnya.(YS)