BeritaKalteng.com, PALANGKA RAYA- Mensukseskan Pemilu 2019 merupakan tanggungjawab bersama warga indonesia. Seperti yang dilakukan Fatayat NU melaunching gerakan partisipasi yang disebut Gerakan Ronda Pemilu (GRP) yang melibatkan seluru anggota baik dari tingkat pusat sampai ke ranting.
Ketua Fatayat Kalteng Saidah Suryani menyampaikan, GRP atau Gerakan Ronda Pemilu resmi dideklarasikan pada Rabu, 3 April 2019 lalu bertepatan dengan peringatan Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW dan Konsolidasi Nasional PP Fatayat NU di Jakarta.
Gerakan tersebut juga dilandaskan akan kesadaran Fatayat NU akan pentingnya peranan lintas sektoral untuk menyukseskan Pemilu agar aman, damai, dan menghasilkan kepemimpinan yang kuat dan konstitusional.
“Makin sedikit angka golput makin baik demokrasi kita. Fatayat NU merasa berkepentingan untuk terus membuka dan menanamkan kesadaran masyarakat dalam berdemokrasi. Apalagi tantangan kita saat ini adalah hoax, fitnah, berita-berita bohong yang menyesatkan. Saya pikir Fatayat harus berbuat sesuatu,” kata Saidah, Selasa (9/4)
berdasarkan data beberapa hasil riset lembaga survei, potensi angka golput bisa mencapai 20 persen dan meningkat menjadi 30 persen pada Februari 2019. Selain itu, penyebaran berita hoaks yang makin massif menduduki angka yang cukup tinggi.
“Gerakan Ronda Pemilu oleh Fatayat NU tak lain bertujuan untuk mengajak perempuan Indonesia terutama kader-kader Fatayat NU untuk menggerakkan masyarakat terutama perempuan agar terlibat langsung dalam pemilihan, tidak golput, menggerakkan kader Fatayat NU untuk menjadi sukarelawan pemantau proses Pemilu mulai dari pengambilan suara hingga penghitungan,” ujarnya.
Fatayat NU menginisiasi terbentuknya Barisan Gerakan Ronda Pemilu yang anggotanya adalah perempuan-perempuan sukarelawan pemantau pemilu. Semacam ronda dengan tugas utamanya adalah mengamankan dan memastikan proses pemilihan umum di tempat terdekat berjalan lancar tanpa kecurangan.
“Di sini relawan perempuan fungsinya sebagai pemantau, pendingin, penyejuk atau pendamai jika terjadi konflik,” tegasnya.
Struktur Fatayat NU di tingkat ranting atau desa dalam hal ini menjadi garda terdepan. GRP di tingkat desa sangat berperan penting dalam mengawal dan memastikan proses pemilu berjalan dengan baik dan bebas dari kecurangan.
“Kita ingin kader Fatayat datang ke TPS memakai baju putih dan benar-benar ronda menjaga TPS. Itu dilakukan untuk memastikan semua prosesnya aman dan sesuai prosedur yang ditetapkan,” tutupnya.(Ist)