Bangun Kesadaran Tentang HAM, Tunas Borneo Adakan Dialog

BeritaKalteng, PALANGKA RAYA- minimnya pengetahuan akan persoalan seperti apa Hak Asasi Manusia (HAM) baik sebagai individu, bermasyarakat dan bernegara. sehingga kedepan perihal tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi dasar dari Masyarakat itu sendiri untuk lebih mengetahui hak mana aja yang sudah dilanggar dan seperti apa penanganannya.

Hal inilah yang menjadi salah satu alasan Tunas Borneo Kalteng melaksanakan kegiatan dialog dengan mengankat tema “Membangun Kesadaran Bersama Mencegah Praktik Pelanggaran HAM di Kalteng” senin (18/12) di Aula KNPI Kalteng.

Tidak hanya itu, kegiatan yang dihadiri puluhan peserta dari berbagai organisasi kemahasiswaan dan Organik kepemudaan seperti HMI, HIMA Kotim, BEM PGRI, BM PAN, SAPMA PP, Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama,Senkom, Srikandi Kalteng, HIMA Kapuas, DPD IMM, KNPI Kota ini.

Juga merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HAM yang dirayakan setiap tanggal 10 Desember kemarin. Sejumlah pemateripun dihadirkan, diantaranya Pemateri dari PWI Kalteng diwakili Haris Sadikin selaku Wakil Ketua PWI kalteng, dan Kukuh Wurdianto selaku Pembantu rektor bidang kemahasiswaan Universitas PGRI palangkaraya.

Koordinator Pelaksanaan Kegiatan, Aan Nurhasan berkeinginan, perserta atau Mahasiswa yang merupakan perwakilan dari sejumlah OKP ini kedepannya dapa mejadi pionir sekaligus agen-agen dalam memberikan pemahaman dan pendidikan kepada Masyarakat Kalteng tentang HAM.

“Saya hanya memberikan masukan saja, bagaimana mendorong agar Pemerintah dalam mempercepat pembangunan tapi tidak mengabaikan hak-hak dari Masyarakat itu sendiri. Artinya, jalan bisa saja dibangun, tapi jangan sampai merugikan masyarakat seperti merusak rumah warga atau lain sebagainya” ujar Aan.

Seperti yang diketahui bersama. pembangunan sendiri dilakukan bertujuan ujarnya, untuk mensejahterakan masyarakat. Ia pun kembali berharap agar kedepan seluruh elemen masyarakat dapat bersama-sama mencegah praktek-praktek pelanggaran HAM tidak terjadi di Kalteng.

Runi Mubarok Salah satu mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Palangka Raya menyampaikan, minimnya pengatahuan masyarakat Kalteng akan persoalan dan bertapa pentingnya akan HAM bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Karena dibahas terkait masalah Pendidikan dan Media. Dijaman sekarang ini mudah sekali tersebar isu-isu baik yang sifatnya tidak sesuai dengan kenyataan, ataupun dari segi masalah pendidikan yang tidak sesuai tapi seolah-olah diajarkan padahal ga seharusnya disampaikan khsusunya kepada anak-anak.” ujarnya.

Dirinya berkeinginan agar apa yang disampaikan oleh media, lebih mengedepankan kepada hal-hal positif. Tidak hanya itu saja, ia pun berkeinginan kegiatan dialog seperti ini kedepanya tidak hanya kepada mahasiawa saja, akan tetapi juga dapat dilakukan kepada masyarakat.

Sementara M.Fajzar Yanwar dari BM PAN sangat mendorong kegiatan dialog seperti ini dilaksanakan. Dengan harapan peserta yang hadir sendiri kedepanya dapat memberikan edukasi atau pendidikan kepada masyarakat mengenai HAM.

“Masyarakat bukanya tidak tau tentang HAM, tapi sosialisasi yang disampaikan mengenai hal tersebut masih sangat kurang. Kita berharap organisasi yang hadiri saat ini bisa menjadi pelpor dalam memberikan edukasi kepada Masyarakat” paparnya menambahkan.

Sementara itu, Kukuh Wurdianto dalam paparnya berkeinginan, agar Masyarakat dapat lebih peka dan lebih peduli lagi terhadap HAM mulai dari hal yang terkecil seperti dilingkungan keluarga sendiri dan sekitarnya.

“Sehingga apa yang kita harapakan, atau masyarakat dapat lebih peduli lagi terhadap hak-hak baik dirinya peribadi maupun kepada orang lain.” ujar Kukuh Wurdianto.

Haris Sadikin juga berpesan kepada peserta yang hadir untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai karena menggunakan media Sosial Masyarakat harus berusan dengan hukum karena dianggap sudah melanggar UU.

“Kita juga meminta kepada Masyarakat untuk selalu mengontrol pers, jangang sampai kebebasan pers menjadi kebebasan kebabblasan. Sejak tahun 2010 kami (PWI) sudah mencoba menerapkan sistem kompotensi kepada medianya dan Wartawan nya” ujar Haris.

Untuk kompotensi media salah satu caranya adalah perusahaan media harus sehar secara finansial atau urusan keuangan. Dan ini ujarnya lagi akan diharapkan sejak tahun 2018 nanti. Lantas bagaimana media berperan terhadap HAM itu sendiri.

Dirinya menjelaskan, kembali kepada Masyarakat. Salah satu contoh, media secara aturan tidak boleh menanyangkan foto-foto yang pugar, atau berdarah-darah. Akan tetapi hasil survei tahun 2014 terakhir, masyarakat lebih suka berita yang berdarah-darah.

“Itu kan kontradiktif. Jadi kembali ke masyarakat memilih media mana yang layak untuk dibaca. apakah lebih mengedepankan kepada media sosial, lingkungan, pendidikan dan lain sebagainya. Kalau Masyarakat lebih suka media yang mengedepankan pendidikan atau edukasi, maka pilihlah media yang menyajikan berita tentang edukasi” tutupnya.(Aa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *