Nasir : “Elit Bangsa Kadang Kehilangan Integritas”

 

BeritaKalteng, PALANGKA RAYA- sekitar lebih kurang 10 ribu kader pemuda Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah dari seluruh Indonesia khsusunya di Wilayah Kalimantan Tengah menghadiri kegiatan Pembukaan Tanwir II Pemuda Muhammadiyah di Lapangan Senaman Mantikei Kota Palangka Raya senin (27/11).

Pembukaan Tanwir II dimeriahkan dengan sejumlah pergelaran Kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya budaya Dayak. Para tamu kehormatan dan peserta juga diajak ikut menari tarian khas Dayak sebagai ekspresi kebudayaan dan menggembirakan dakwah Islam dan Indonesia yang memajukan dan menggembirakan.

Selain Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak hadir pada pelaksanaan tersebut, hadir juga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, KH Dr. Haedar Nashir, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, Walikota Palangkaraya, para Gubernur dari beberapa provinsi dan bupati/Kepala daerah dari seluruh Indonesia.

Wakil Gubernur Kalteng Habib Said Ismail dalam sambutanya menyampaikan ribuan terima kasih atas terpilihnya Kalteng sebagai tuan rumah pelaksanaan Tanwir II Pemuda Muhammadiyah Tahun 2017 dengan harapan pemuda dapat memberikan sumbangsih kapan Negara RI.

“Demi tetap menjaga dan setia dengan 4 pilar kebangsaan. Kita menginginkan, NKRI Harga Mati. Terima kasih kedarangan MPR RI Julkifli Hasan dengan harapan bisa Pemerintah Pusat lebih memilih Kalteng sebagai Ibu Kota Negara” ujar Habib Said Ismail.

Selain itu, H.Haendar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah menyampaikan, kegiatan Tanwir II Insa Allah dapat membawa pencerahan untuk pembangunan yang lebih baik lagi serta memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat yang ada di dunia.

“Sebagian Bangsa Indonesia dan sebagian elit bangsa kita yang kadang-kadang sering kehilangan integritas dan Produktifitas. Ini bukan persoalan yang sederhana dan orang yang semula baik dan integritas, tiba-tiba saja berubah dan menjadi tidak integritas dan Produktif.” paparnya.

Dirinya juga sempat menyinggung kondisi sekarang ini, kalau bangsa Indobesia sedikit-sedikit demo, seremoni kedepan pasti tidak akan produktif. Muhammadiyah bukan anti itu semua, tapi Muhammadiyah para pemimpin menjadi pionir arah perjalanan bangsa kedepan, dan perlu tau masa depan Bangsa seperti apa nantinya.

Disamping itu. Ketua MPR RI, Julkifli Hasan sekaligus Ketua Umum PAN Pusat mengucapkan selamat atas pelaksanaan Tanwir II dapat menghasilkan gagasan penting bagi Bangsa dan Negara, oleh karenanya hasil akhir nanti dapat menjadi bahan di MPR.

“Sarat-sarat pemuda mampu bersaing, mereka harus cinta akan Daerah nya, menegerti akan Daerah, dan paham dan mengerti betul asal Daerah dan budaya nya dari mana sehingga bisa memperoleh dan punya integritas dan produktifitas.” ujar Julkifli.

Untuk mencapai integritas dan produktifitas. lanjutnya lagi, harus mengerti betul sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Dan ketiga pemuda harus cerdas atau punya ilmu, dengan ilmu mereka bisa memperdiksi 5-10 sampai 100 tahun kedepan. Tidak cukup ilmu, tapi perlu cekatan dan memiliki jaringan yang luas.

Tiga syarat itulah pemuda dapat meraih integritas, produktifitas dan Keadilan Sosial. Ada 4 persoalan utama yang dihadapi Negara ini adalah kemiskinan, keadilan karena kesenjangan dan ini luar biasa. Saya menegaskan kesenjangan inilah yang menjadi ancaman. Korporet atau perusahan 85 persen menguasai tanah, belum lagi lain-lain seperti tambang, belum lagi uang” paparnya.

“Menjadi bupati, uang, menjadi dprd perlu uang, dan inilah yang harus kita kembalikan. Ketiga persoalan Korupsi, korupsi karena kurang makan, tapi rakus, serahakah dan tamak. Persoalan keempat, saling melapor, menghujat, dan pengkotakan, ini berbahaya.” katanya menambahkan.

Pidato Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dhanil Anzar Simanjuntak berharap Kalteng Jadi Ibu Kota Negara. Integritas dan Produktifitas ingin kami dorong menjadi watak dan karakter pemuda Muhammadiyah.

“Integritas berkolerasi dengan akhlak yang baik, dan negeri ini kurang merawat integritas, mesiki ahli agama, pendidikan, polisi/TNI dan PNS hebat-hebat tapi mengurang merawat integritas setinggi-tingginya. Setandar ahklak rendah. Ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kami, dan PR dasar dari Pemuda Muhammadiah, kami ingin pemuda lahir dan merawat integritas dan ahlaknya setinggi langit. Dan ini kami cita-citakan di tanwir I kemarin” ujarnya

Ahklak Politik Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah, memang tidak berpolitk secara praktis, tapi lebih kepada politik kemabangsan dan meninggikan. Memberikan pesan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk meninggikan ahklak dan integritas politik Kebangsaan. Poin keduan, produktifitas adalah menjadi simbol produktiftas bukan kampaye dan kesan-kesan pidato tapi menunjukan kinerja setiap waktu. Kami memalui kegiatan ekonomi. Dan kami akan mendorong ekonomi tertutup bagi Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah ekskul.

“Keadilan Sosial, saya pemuda Muhammadiyah sangat yakin ancaman serius bagi negara ini bukan dari terorisme, radikalisme dan gerakan-gerakan lainya, tapi diakibatkan munculnya ketidak adilan. NKRI kita terancam. Tugas menjaga dan merawat Seorang pejabat Negara bisa menghadirkan ekonomi dan keadilan sosial bagi rakyatnya, 10 tahun masih ada kesenjangan, siap-siap NKRI terancam. Reklamasi adalah simbol anti NKRI, seoalah-olah jakarta dibangun. Dan di Daerah lain tidak pantas.” tutupnya.(Aa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *