Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Peningkatan akan permintaan masyarakat terhadap sejumlah komoditas seperti daging ayam ras pada momen hari-hari besar dinilai cukup tinggi, sehingga tak heran jika khawatiran terjadinya gejolak harga dan berpotensi sebagai komoditas peyumbang inflasi.
Namun tampaknya tidak dibulan Desember 2019 ini, dimana badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng mencatat, daging ayam ras salah satu komoditas penyumbang adil deflasi yakni -0,07 persen disusul buah apel -0,03 persen, cabe merah -0,03 persen, buah anggur -0,03 persen, dan minuman ringan -0,02 persen di Palangka Raya.
Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri menjelaskan, selama Desember 2019, di Palangka Raya terjadi inflasi yakni sebesar 0,63 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 134,58 persen dibulan November 2019 menjadi 135,43 persen di bulan Desember
2019.
“Terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 2,43 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,65 persen, bahan makanan 0,38 persen, dan kesehatan 0,20 persen.” jelasnya.
Dijelaskanya, untuk Laju inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun sebesar 2,70 persen. Hal tersebut didominasi oleh pengaruh kenaikan indeks harga kelompok sandang 6,02 persen, bahan makanan 5,60 persen, serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 3,66 persen.
Sementara itu, untuk Kota Sampit selama Desember 2019 juga mengalami inflasi yakni sebesar 0,70 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 140,88 persen di bulan November 2019 menjadi 141,87 persen dibulan Desember 2019.
Menurut Yomin, terjadinya inflasi di Sampit dipengaruhi meningkatnya indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 3,78 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,43 persen, dan sandang sebesar 0,24 persen.
“Indeks harga di Provinsi Kalimantan Tengah, dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan yakni Palangka Raya dan Sampit. Selama Desember 2019, terjadi inflasi sebesar 0,66 persen atau terjadi kenaikan indeks harga dari 136,80 persen dibulan November 2019 menjadi 137,70 persen dibulan Desember 2019.” bebernya.
Kelompok pengeluaran yang mendominasi pengaruh inflasi ini adalah kenaikan indeks harga kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 2,95 persen serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,57 persen.
Laju inflasi tahun kalender dan laju infasi tahun ke tahun sebesar 2,45 persen secara umum dipicu oleh pengaruh kenaikan indeks harga kelompok sandang 5,15 persen, bahan makanan sebesar 4,42 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 3,41 persen, dan kesehatan sebesar 3,15 persen.(aa)