Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Selama bulan november 2019, harga komoditas daging ayam ras memberikan pengaruh cukup tinggi terhadap inflasi, baik di Palangka Raya sebesar 0,24 persen maupun Kota Sampit sebesar 0,35 persen.
Tidak hanya itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, ikan gabus juga memberikan adil terhadap angka inflasi di Palangka Raya 0,10 persen dan Sampit 0,04 persen.
Kepala BPS Kalteng, Yomin Tofri mengatakan bahwa tarif jasa angkutan udara memiliki kontribusi terbesar terhadap potensi terjadinya deflasi di Palangka Raya 0,19persen dan Sampit 0,19 persen.
“Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,46 persen di bulan November 2019 atau mengalami kenaikan indeks harga dari 133,96 persen bulam Oktober 2019 menjadi 134,58 persen bulan November 2019” kata Yomin, senin (2/12) di Palangka Raya.
Lanjutnya, terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,94 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,49 persen, sandang 0,35 persen, dan kesehatan 0,34 persen.
Laju inflasi tahun kalender (2,06 persen didominasi oleh pengaruh kenaikan indeks harga kelompok sandang 6,09 persen, bahan makanan 5,20 persen, dan kesehatan 3,16 persen.
Sementara itu, inflasi tahun ke tahun 3,14 persen juga dipicu oleh dampak dari lonjakan kenaikan indeks harga kelompok pengeluaran terutama bahan makanan 7,36 persen, sandang 6,11 persen, dan kesehatan 3,18 persen.
“di Sampit juga terjadi inflasi sebesar 0,26 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 140,51 persen di bulan Oktober 2019 menjadi 140,88 persen di bulan November 2019.” katanya menambahkan.
Terjadinya inflasi dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga kelompok bahan makanan 1,36 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,39 persen, dan kesehatan 0,20 persen.
Laju inflasi tahun kalender 1,31 persen merupakan dampak dari kenaikan indeks harga terutama kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 4,30 persen, sandang 3,27 persen, kesehatan 2,65 persen, dan bahan makanan 2,49 persen.
Sementara itu, inflasi tahun ke tahun 2,80 persen didominasi oleh pengaruh kenaikan indeks harga bahan makanan 4,38 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 4,19 persen, sandang 3,66 persen, serta transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 3,09 persen.
Indeks harga di Provinsi Kalimantan Tengah, dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan yakni Palangka Raya dan Sampit. Selama November 2019, terjadi inflasi sebesar 0,39 persen atau terjadi kenaikan indeks harga dari 136,27 persen di bulan Oktober 2019 menjadi 136,80 persen di bulan November 2019.
Kelompok pengeluaran yang dominan mempengaruhi ini adalah naiknya indeks harga bahan makanan 1,72 persen serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,45 persen.
Laju inflasi tahun kalender 1,78 persen secara umum dipicu oleh kenaikan indeks harga kelompok sandang 5,12 persen, bahan makanan 4,18 persen, serta pendidikan, rekreasi, dan olahraga 3,46 persen.
Sementara itu, laju infasi tahun ke tahun 3,02 persen masih didominasi oleh pengaruh kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan 6,24 persen, sandang 5,27 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 3,38 persen, dan kesehatan 3,02 persen.
Terjadinya inflasi di Kalimantan Tengah selama November 2019, lebih dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga komoditas / jasa pada komponen harga bergejolak volatile foods, baik di Palangka Raya 0,41 persen maupun Sampit 0,39 persen.
Komponen harga inti (core inflation) berkontribusi lebih tinggi terhadap inflasi di Palangka Raya 0,24 persen dibandingkan Sampit 0,05 persen. Sementara itu, sebagian besar komoditas dalam komponen yang diatur pemerintah (administered prices) berkontribusi negatif terhadap pembentukan inflasi di Palangka Raya 0,19 persen dan Sampit 0,18 persen.
Indeks harga sebagian besar komoditas dan jasa di tingkat pedagang eceran, relatif berfluktuasi sepanjang tahun di kedua kota. Selama tiga bulan terakhir, rata-rata inflasi tahun 2019 relatif lebih tinggi dibandingkan tahun 2018.
“Rata-rata inflasi di Palangka Raya juga lebih tinggi dibandingkan di Sampit. Namun demikian, indikasi lonjakan inflasi selama November 2019 memiliki pola yang sama, baik di Palangka Raya maupun Sampit. Secara umum, penurunan indeks harga pasca hari raya Idul Fitri, juga dibarengi oleh kenaikan harga pada jasa pendidikan dan beberapa komoditas terkait dengan keperluan pendidikan di tahun ajaran baru.” bebernya.
Dari sembilan kota IHK di wilayah Kalimantan, sebagian besar kota mengalami inflasi selama November 2019. Disamping tujuh kota yang mengalami inflasi, terdapat dua kota yang mengalami deflasi yakni Pontianak 0,07 persen dan Singkawang 0,43 persen.
Indeks harga yang cukup tinggi
terjadi di Pontianak 148,83 persen dan Tarakan 147,95 persen. Indeks harga di Palangka Raya 134,58 persen, merupakan yang paling rendah dibandingkan kota lainnya.
Laju inflasi tahun kalender yang cukup tinggi terjadi di Banjarmasin 3,56 persen dan Pontianak 2,23 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun yang cukup tinggi terjadi di Banjarmasin 4,28 persen dan Pontianak 3,54 persen.(Aa)