Khawatir ‘BAJAKAH’ Tereksplorasi Besar-Besaran, PGRI Kalteng Dorong Adanya Produk Hukum

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Kalimantan Tengah (Kalteng), kembali gemparkan dunia. Hal itu, terbukti melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh 3 (tiga) orang siswa, dari SMAN 2 Palangka Raya, yang telah menemukan obat kanker berbahan herbal kayu Bajakah, asli dari Kalimantan Tengah (Kalteng).

Adapun siswa berprestasi tersebut, yaitu Yazid Rafli Akbar, Anggina Rafitri dan Aysa Aurcalya Maharani. Dimana, penemuan mereka telah dilakukan penelitian, baik itu di laboratorium sekolah, maupun penelitian yang bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Kalimantan Selatan (Kalsel).

Dan, hasil penelitian tersebut, kemudian diikutsertakan pada berbagai perlombaan, baik itu di tingkat nasional, bahkan hingga tingkat dunia. Sebagai ganjaran atas prestasi tersebut, berbagai penghargaan pun, telah mereka terima.

salah satu penghargaan yang berhasil diraih, yaitu penghargaan dari WICO (World Invention Creativity Olympic), yang diberikan  oleh Korea University Invention Association Soul Korea, pada tanggal 25 hingga 27 Juli 2019 lalu.

Berkenaan dengan hasil penemuan obat kanker ini, tak heran akhir-akhir ini menurut pantauan lapangan, saat ini tumbuhan bajakah, kian marak diburu orang. Bahkan, harga di pasaran pun, cukup bervariatif, mulai kisaran 50 ribu rupiah hingga 400 ribu rupiah. Adanya hal ini, perlu disikapi dan ditindaklanjuti.

Seperti yang disampaikan Ketua PGRI Kalteng Dr H Suriansyah Murhaini SH MH, tumbuhan bajakah merupakan tumbuhan liar, yang bertumbuh di hutan belantara, maka sudah seharusnya lah itu dilindungi.

“Karena, tumbuhan ini merupakan salah satu kekayaan hayati, yang dimiliki Kalteng. Maka, sudah seharusnya ada upaya untuk melindunginya, melalui perda atau pergub. Ini juga sekaligus suatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dayak, secara turun temurun,” tukas Suriansyah Suriansyah, rabu (14/8) di Palangka Raya.

sudah seharusnya pemerintah daerah (pemda) menjaganya. Ia mendorong, agar pemerintah daerah untuk membuat peraturan daerah atau peraturan gubernur, untuk melindungi dari upaya eksplorasi secara besar-bersaran, oleh pihak-pihak tertentu.

Dirinya tak lupa menyampaikan apresiasi sekaligus ucapan selamat kepada 3 siswa SMAN 2 Palangka Raya, yang telah berhasil menemukan obat kanker.

Menurunya kembali, Bajakah itu sudah tidak asing lagi di masyarakat Kalteng. Karena, Ia sendiri pun pernah menemui kayu Bajakah, yang dimaksudkan tersebut.

“Sebenarnya, kayu bajakah ini, adalah tumbuhan, yang sudah dikenal secara turun temurun, oleh masyarakat Dayak. Bahkan, dulu saya pun juga sering memanfaatkan Bajakah, sebagai sumber air.”

“Ketika membutuhkan air minum, saat berada di hutan. Caranya, hanya dengan memotong Bajakah, yang melilit di pohon-pohon besar, maka saya pun bisa mendapati air, untuk diminum,” ujarnya menambahkan.

Salah satu Doktor yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor UPR Bidang Umum dan Keuangan ini menyarankan, penemuan hasil peneltian tersebut, agar sesegera mungkin dipatenkan. Alasanya, agar tidak ada lagi orang atau pihak lain, yang mengaku-ngaku, terlebih lagi ketika itu sudah memiliki nilai ekonomis.

“Terlebih, ketika hasil penelitian itu, sudah menjadi obat. Ketika dipatenkan, maka anak-anak tersebut, akan memiliki penghasilan sendiri. Dan itu, bisa diturun temurunkan. Hal itu juga, untuk melindungi hasil penelitiannya,” ujarnya.

Informasi sebelumnya, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran berkenan menerima kunjungan para siswa itu, di Istana Isen Mulang (IIM), pada hari Selasa (13/08) kemarin malam.

“Ini kita menerima, anak-anak yang luar biasa, yang merupakan putra putri dayak Kalteng. Dimana, atas penemuannya berupa obat kanker, yang berasal dari kekayaan hayati kita, yang salah satunya berada di wilayah Kalteng.” kata Sugianto Sabran.

Selaku Gubernur Kalteng, dirinya sangat mengapresiasi atas prestasi siswa-siswi tersebut, dan berencana akan memberikan reward. Ia juga segera memerintahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kalteng, untuk segera mematenkan karya hasil penemuan tersebut.

“Untuk lain-lainnya, akan kita teliti kembali. Apabila itu betul-betul terbukti, kedepannya kita menginginkan rumah sakit kanker itu, adanya di Kalteng,” tutupnya.(Ys)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *