IPD Kalteng, 1.074 Desa Masuk Kategori Desa Berkembang

Beritakalteng.com, Palangka Raya- dari hasil pendataan potensi desa yang dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng di 1.434 desa, 139 kelurahan dan 3 UPT/SPT.  Tercatat, Indek Pembangunan Desa (IPD) di Kalteng Masuk dalam karegori Desa berkembang 74,90 persen atau 1.071 desa.

Kepala BPS Kalteng, Yomin Tofri dalam siaran pers yang dilaksanakan di Aula Kantor BPS Kalteng Jl. Kapten Piere Tendean Kota Palangka Raya, senin (10/12).

Yomin Tofri menyampaikan, IPD adalah indeks komposit yang menggambarkan tingkat kemajuan atau perkembangan desa pada suatu waktu dengan tolak ukur yakni pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas atau transfortasi, pelayanan umum dan penyelenggaraan pemerintah desa.

“baru sebagian kecil desa yang termasuk dalam kategori desa mandiri. Jumlah desa mandiri di kalimantan tengah sebanyak 34 desa (2,37 persen), desa berkembang 1.074 desa atau 74,90 persen, dan desa tertinggal sebanyak 326 desa atau 22,73 persen.” jelas Yomin Tofri.

Potensi Desa/Kelurahan. Pada bidang energi, lanjutnya menjelaskan, diketahui Kalimantan Tengah terjadi peningkatan jumlah desa/kelurahan yang menikmati penerangan listrik PLN. Peningkatan tertinggi terjadi di kabupaten kotawaringin timur yaitu dari 106 desa pada tahun 2014 menjadi 128 desa pada tahun 2018.

Pada bidang ekonomi, sarana perdagangan terjadi peningkatan seperti keberadaan warung kelontong, restoran atau rumah makan, warung kedai makanan dan pasar. Keberadaan pasar dengan bangunan meningkat 19 persen dibandingkan tahun 2014 yaitu 362 desa menjadi 431 desa. Pada tahun 2018 telah ada 302 desa yang memiliki peroduk unggulan baik makanan dan non makanan.

“Ada sebanyak 145 desa hanya memiliki produk unggulan makanan, sementara ada 86 desa hanya memiliki produk ungulan non makanan. 71 desa memiliki produk unggulan makanan dan non makanan, dan 25 desa memiliki produk unggulan yang telah diekspor ke luar negeri.” lanjutnya menambahkan.

Pada bidang kesehatan, desa dengan penyelenggaraan kegiatan posyandu selama sebulan sekali meningkat 9 persen dibanding tahun 2014, yaitu menjadi 1.543 desa. Sarana kesehatan juga meningkat seperti keberadaan rumah sakit dan puskesmas. Pada bidang perumahan dan lingkungan hidup ada peningkatan dibeberapa hal yaitu pada penggunaan LPG, listrik, sumber air minum dan jamban.

Pada bidang pendidikan, 1.515 desa telah mempunyai SD/MI dan meingkat 1 persen bila dibandingkan tahun 2014. Dari segi pendidikan kepala desa ternyata ada 941 desa dari 1.425 desa berpendidikan minimal SMA/Sederajat. Dan terakhir pada bidang komunikasi dan informasi, desa dengan keberadaan pelayanan pos indonesia meningkat 34 persen dibanding tahun 2014 yakni menjadi 184 desa.(Aa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *