Pemerintah Provinsi Sambut Baik Bintek Keanekaragaman Hayati

PALANGKARAYA – Asisten Perekonomian dan Pembangunan  (Ekbang) Setda Prov. Kalteng Sri Widanarni Buka Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) Provinsi Kalimantan Tengah, Rabu (02/08/2023)

“Indonesia adalah negara mega biodiversity, negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat besar dan tingkat endemik tinggi,” kata Sri, di Palangkaraya.

Sekitar 10 persen lebih ujar Sri, keanekaragaman flora fauna di muka bumi ditemukan di Indonesia, termasuk orang utan, gajah, harimau, badak, ribuan spesies burung dan spesies tanaman.

Hutan merupakan rumah bagi 12 persen mamalia dunia, 16 persen spesies reptil dan amfibi, serta 17 persen spesies burung.

Lebih dari 10 ribu spesies pohon tercatat tumbuh di Indonesia. Perairan Nusantara yang luas yaitu sekitar 3,1 juta kilometer persegi juga menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi atau marine megadiversity.

“kita memiliki sebanyak 700 jenis rumput laut, 450 jenis karang batu, lebih dari 1.500  jenis moluska, dan lebih dari 2.000 jenis ikan,” bebernya menambahkan.

Untuk menjaga keberlangsungan ekosistem dan aneka ragam satwa dan fauna, lingkungan hidup harus dikelola dengan baik.

Beberapa satwa langka di Indonesia mengalami penurunan populasi dalam tingkat menuju kepunahan, karena berkurangnya habitat asli akibat pembangunan yang sering kurang memperhatikan pengelolaan hutan secara lestari.

Menyadari nilai penting keanekaragaman hayati tersebut, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Keanekaragaman Hayati melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention On Biological Diversity.

Salah satu mandatnya yaitu penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia.

Sri mengatakan Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah strategis dan penting di Indonesia, karena memiliki hutan yang begitu luas, dengan berbagai macam ekosistem yang terdapat potensi keanekaragaman tinggi di dalamnya.

“Kekayaan aneka ragam hayati Kalimantan Tengah itu apabila dikelola optimal, tentu akan memberikan manfaat sangat besar, baik manfaat ekonomis bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan maupun manfaat ekologis atau lingkungan.

Namun, sebagai aset pembangunan nasional dan daerah, tantangan terbesar dalam pengelolaan keanekaragaman hayati adalah mempertahankan keseimbangan antara kelestarian fungsi ekologis dengan kelestarian manfaat ekonomis.

Ia juga menambahkan agar keanekaragaman hayati dapat dimanfaatkan secara nyata, optimal dan lestari, perlu tersedia dokumen perencanaan dan penguasaan pengetahuan mengenai pengelolaan keanekaragaman hayati yang baik dan berkelanjutan.

“Oleh karena itu, saya sangat menyambut baik kegiatan bimbingan teknis keanekaragaman hayati, yang kali ini dilaksanakan untuk zona 2, yakni Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, Gunung Mas, dan Katingan,” ungkapnya.

Sementara itu, Bimtek ini merupakan langkah komitmen untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pelaksanaan konservasi dan pengelolaan serta pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati atau Kehati di kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah.

“Bimtek dengan penuh kesungguhan, sehingga kegiatan ini berjalan baik dan memberi dampak positif bagi pengelolaan Kehati di Kalimantan Tengah,” tutupnya.(Ngel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: