Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Kondisi terjadinya musim panen komoditas pangan dan hortikultura baik di sentra produksi Jawa maupun di Wilayah Kalimantan Tengah saat ini diprakirakan dapat menahan laju inflansi secara year on year (yoy) pada September 2022 pasca terjadinya penyesuaian harga BBM bersubsidi.
Seperti yang disampaikan Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Tengah, Yura Djalins bahwa terjadinya penyesuaian harga BBM bersubsidi oleh Pemerintah secara langsung akan berdampak pada kenaikan inflasi pada kelompok transportasi.
“kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memiliki bobot sangat besar terhadap perhitungan inflasi diprakirakan dapat menahan kenaikan inflasi lebih lanjut. Kami prakirakan inflasi secara tahunan (yoy) pada September masih dalam rentan terkendali pada kisaran 7 persen, dan kembali akan menurun di bawah 7 persen pada Oktober 2022,” kata Yura, Rabu (07/9/2022).
Kondisi kenaikan inflasi ujarnya menambahkan, tentunya berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat khususnya pada kelompok tertentu seperti pekerja dengan penghasilan tetap.
Namun demikian, hal dimaksud telah diantisipasi oleh pemerintah dengan pengalihan alokasi subsidi baik dalam bentuk BLT (bantuan langsung tunai) untuk rumah tangga rentan.
BSU (bantuan subsidi upah) untuk tenaga kerja serta subsidi transportasi. Hal dimaksud tentunya untuk mengarahkan agar subsidi lebih tepat sasaran sehingga penurunan daya beli dapat tertahan.
Dirinya menginformasikan bahwa Kinerja ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2022 tetap tumbuh tinggi sebesar 7,31 persen secara (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,32 persen secara (yoy).
Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan regional Kalimantan maupun nasional yang masing-masing sebesar 4,25 persen (yoy) dan 5,44 persen (yoy).
“Kinerja sektor utama Kalteng baik dari sektor pertanian, industri pengolahan, dan tambang ke juga terpantau tetap baik. Begitu pula konsumsi rumah tangga diprakirakan tetap baik didukung pengalihan alokasi subsidi yang lebih tepat sasaran sehingga diprakirakan tidak akan berdampak lebih lanjut pada kemiskinan,” bebernya menambahkan.
Untuk menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan. Pada kelompok transportasi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga sudah melakukan komunikasi dengan pihak terkait agar ada penerbangan tambahan sehingga normalisasi harga tiket pesawat diharapkan tetap berlanjut.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah akan menggencarkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sekuyan Lombok, operasi pasar dan sidak pasar se-Kalteng untuk menahan kenaikan inflasi lebih lanjut dari sisi kelompok makanan khususnya pangan bergejolak.
TPID juga akan rutin menggelar sidak dan operasi pasar dalam rangka memastikan keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan. Perluasan penanaman komoditas utama juga telah dan akan dilakukan, khususnya komoditas pangan bergejolak seperti cabai rawit pada sentra produksi Kalteng di Kotim dan Kapuas.
“Pada jangka menengah, TPID juga akan menjajaki opsi Kerjasama Antar Daerah untuk menambah pasokan dari daerah lain. Kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berbelanja secara bijak, tidak berlebihan, karena TPID akan tetap memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga, apalagi saat ini kita memasuki masa panen,” tutupnya.(a2)