Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Badan Pusat Stastistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalteng, mengalami deflasi sebesar 0,22 persen, dimana sebagai kota acuannya, yakni Kota Palangka Raya dan Sampit, masing-masing mengalami deflasi, yakni 0,20 persen dan 0,26 persen selama bulan Maret 2020.
Release yang disiarkan secara langsung, melalui channel YouTube BPS Kalteng ini, disampaikan langsung oleh Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri didampingi jajaran pejabat utama BPS Provinsi Kalteng, Rabu (01/04).
Disampaikan Yomin, dari 90 kota pantauan IHK nasional, 43 kota diantaranya mengalami inflasi, dan 47 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe (0,64 persen) dan deflasi tertinggi di Timika (1,91 persen).
“Sementara untuk Kalteng sendiri, dilihat dari Kota Palangka Raya dan Sampit, yang saat itu menempati peringkat ke-25 dan ke-24 kota deflasi tertinggi di tingkat nasional,” Ucap Yomin.
Lanjut, Yomin menyebutkan, untuk Deflasi di Kota Palangka Raya sebesar (0,20 persen), yang dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada sejumlah kelompok, yakni untuk transportasi sebesar (1,24 persen), makanan, minuman, dan tembakau sebesar (0,46 persen), serta informasi, komunikasi, dan jasa sebesar (0,10 persen).
Sedangkan, Deflasi di Kota Sampit sebesar (0,26 persen), juga dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga sejumlah kelompok, yakni transportasi sebesar (1,48 persen), makanan, minuman, dan tembakau sebesar (0,34 persen), serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar (0,01 persen).
“Berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalteng mengalami deflasi (0,22 persen), diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (0,43 persen), dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,20 persen) yang cukup rendah,” Pungkas Yomin.(YS)