Foto :

Sebanyak 39 Rumah di Desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu Terendam Banjir

Foto : Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu saat ini terendam banjir dengan kedalaman air sekitar 70 cm

Beritakalteng.com, SAMPIT- Tingginya intensitas hujan yang terjadi di Kotawaringin Timur (Kotim) beberapa hari ini membuat sejumlah wilayah di Kotim mengalami banjir. Sebanyak 39 rumah di Desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu saat ini terendam banjir dengan kedalaman air sekitar 70 cm. Oleh sebab itu, diharapkan masyarakat agar bisa mewaspadai akan datangnya air kiriman dari bagian hulu sungai.

Camat Cempaga Hulu Ubaidillah mengatakan, walaupun banjir sudah meredam desanya namun sampai saat ini belum ada warganya yang mengungsi.

“Kami bersama Forkompinda melakukan kunjungan langsung ke Desa Tumbang Koling bersama Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim. Dan sampai saat ini kondisi air masih diatas lutut orang dewasa,” jelasnya, Selasa (18/2).

Ditambahkannya pula, banjir terjadi sudah sejak Minggu, (16/2) lalu dan sampai saat ini masih terjadi. Dirinyapun mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, sebab hujan lebat berpotensi kembali terjadi dan ketinggian air bisa semakin tinggi.

“Berdasarkan pantauan, ketinggian air tergantung kondisi letak rumah, jika yang dekat sungai maka ketinggian air bisa mencapai 1 meter dan 50 cm itu yang kondisi dataran tinggi,” tutup Ubaidillah.

Sementara itu, Kapolsek Cempaga Hulu Iptu Rahmad Tuah mengatakan, agar warga di Kecamatan Cempaga Hulu yang desanya terendam banjir agar bisa terus berkoordinasi kepihaknya untuk bisa bersama-sama membantu jika ada yang harus dievakuasi.

“Kita ingin kondisi seperti ini tetap meningkatkan kewaspadaan. Terutama anak-anak, jangan dibiarkan berenang apalagi di sungai. Maklum saja air sungai jika banjir kondisnya deras,” katanya, Selasa (18/2).

Kapolsek menambahkan, akan terus memantau perkembangan terkini wilayah yang banjir dengan desa yang mengalami banjir berada dataran rendah, sedangkan di bagian hulunya banjir sementara.

“Meski demikian, jika kondisi air semakin tinggi diharapkan masyarakat agar bisa mengevakuasi keluarganya. Takutnya ada hal yang tidak kita inginkan bisa terjadi,” pungkasnya. (so)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *