Foto : Wabup Barsel, Satya Titiek Atyani Djoedir didampingi Pj. Sekda Barsel, Syahrani, saat meninjau kondisi Sarpras air bersih di Desa Palu Rejo, Kecamatan GBA, Barsel, Senin (23/12/2019).

Komitmen Stop BAB Sembarangan, Warga Palu Rejo Deklarasi BASNO

Foto : Wabup Barsel, Satya Titiek Atyani Djoedir didampingi Pj. Sekda Barsel, Syahrani, saat meninjau kondisi Sarpras air bersih di Desa Palu Rejo, Kecamatan GBA, Barsel, Senin (23/12/2019).

Beritakalteng.com, BUNTOK – Komitmen untuk berhenti buang air besar sembarangan (Stop BABS), warga Desa Palu Rejo, Kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA), Kabupaten Barito Selatan, melaksanakan deklarasi Stob Buang Air Besar Sembarangan Nol (BASNO), Senin (23/12/2019).

Pada kegiatan yang diikuti olej seluruh warga Desa tersebut, dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Barsel, Satya Titiek Atyani Djoedir itu, sekaligus merupakan peresmian sejumlah fasilitas sarana dan prasarana (Sarpras) air minum dan fasilitas sanitasi lainnya.

Sejak tahun 2015 lalu, Kabupaten Barsel menerapkan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), dengan utamanya pilar 1 yakni stop BABS.

Program tersebut terus dilanjutkan dengan serius oleh Pemkab, yang kemudian bentuk komitmen tersebut ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Bupati (Perbup) Barsel tentang BASNO.

Ketua Pokja AMPL yang juga merupakan Pj Sekretaria Daerah Barsel, Syahrani, menerangkan, BASNO bertujuan mewujudkan masyarakat Barsel yang terakses air bersih dan juga membiasakan buang air besar di jamban yang sehat.

“Jadi kita ingin Barsel bebas terakses air bersih dan buang air besar di jamban yang sehat,” ucap Syahrani kepada awak media, seusai kegiatan.

Dijelaskan Syahrani lagi, Perbup BASNO merupakan komitmen pemerintah daerah Barsel dalam mendukung universal access 100-0-100, sekaligus merupakan bagian pelaksanaan program pecepatan pembangunan sanitasi pemukiman.

Kini, dari 93 desa dan kelurahan yang ada di kabupaten setempat, 36 desa diantaranya sudah BASNO. Hal inilah, yang kemudian menjadikan Kabupaten bersemboyan Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini, saat ini masuk lima besar sebagai kabupaten penyumbang desa BASNO atau ODF di Kalteng.

“Pada program ini kita melibatkan sejumlah SOPD di antaranya Dinkes dan Dinas PUPR Barsel serta pihak perbankan,” ungkapnya.

Selain deklarasi BASNO, Kabupaten Barsel juga telah meresmikan sejumlah sarana prasarana air minum program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas) III.

Kabupaten Barsel sendiri sudah mengikuti program Pamsimas ini, sejak tahun 2016 dan tahun 2017 lalu, dan hingga sekarang sudah ada 13 desa, yang telah turut serta melaksanakan kegiatan ini.

Kemudian di tahun 2018 ada 15 desa yang telah melaksanakan kegiatan fisik program Pamsimas, pada tahun 2019 terdapat 13 desa yang mengikuti program Pamsimas III.

Ditargetkan pada tahun 2020 mendatang, sebanyak 26 desa calon desa sasaran yang telah direncanakan sebagai calon desa Pamsimas.

“Sementara ini kita melaksanakan deklarasi BASNO pada 7 desa wilayah Kabupaten Barsel, sekaligus peresmian sarpras air minum bagi 13 desa program pamsimas III,” beber Syahrani.

Sementara itu, Wabup Barsel, Satya Titiek Atyani Djoedir menuturkan, program pamsimas merupakan program nasional dalam penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, yang mana pelaksanaannya didukung oleh pendanaan dari pemerintah pusat, daerah, dan kontribusi masyarakat.

“Kami harap melalui program ini bisa tercapai akses aman terhadap air minum dan sanitasi yang layak bagi masyarakat Barsel,” sebut wanita yang akrab disapa Aty Djoedir ini.

Adapun untuk pencapaian target universal acces 2019 terkait pamsimas, yakni 100-0-100 dengan penjabaran 100 persen akses sanitasi layak, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen air minum.

“Dengan keberadaan program pamsimas diharapkan kendala air bersih ke depannya bisa kita minimalisir,” pungkasnya. (Sebastian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *