Produk Kerajinan Kalteng Sangat Berpotensi di Ekspor

Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS), Ibu Hj Mufidah Yusuf Kalla beserta Dewan Pembina DEKRANAS, yakni istri Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno dan istri Wakil Presiden ke-11 Boediono, yakni ibu Tuti Sutiawati dan ibu Herawati, melakukan lawatan ke Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Kunjungan ibu Mufidah ke Kalteng, dalam rangka mensinergikan kegiatan Kementrian Koperasi dan UKM dengan DEKRANASDA dan TP-PKK Provinsi Kalteng, serta peresmian gedung DEKRANASDA (dewan kerajinan nasional daerah) Kalteng, Jalan Imam Bonjol, Kota Palangka Raya, Senin (15/07) siang ini.

Dalam sambutannya, ibu Mufidah Jusuf Kalla menyampaikan apresiasinya, atas pembukaan Gallery Central Borneo Souvenir, yang tentunya akan membantu perajin dalam memasarkan semua hasil produksinya. Di samping itu, galeri itu sangat bermanfaat untuk menunjang sektor pariwisata Kalteng.

Hasil para perajin ini tidak hanya sebatas memberikan nilai ekonomi, namun sekaligus pula sebagai upaya melestarikan kebudayaan masyarakat Kalteng. Seperti, anyaman-anyaman rotan, yang dihasilkan oleh para perajin, dapat menjadi ciri khas masyarakat Kalteng.

Lanjut Mufidah yang juga istri Wakil Presiden Jusuf Kalla ini, ketika dibincangi para awak media, Ia mengatakan, DEKRANAS hanya memberikan berbagai macam pelatihan. Selain itu, Gedungnya juga sudah bagus, karena baru saja diresmikan tadi. Dan, ini betul-betul dari DEKRANASDA Kalteng.

“Saya datang kesini, memang untuk meningkatkan kualitasnya, supaya nanti bisa di ekspor. Barang yang dibuat oleh para perajin. Dengan melihat hasil-hasil para perajin, produk yang dihasilkan ini, sangat memungkin untuk di ekspor ke luar negeri.”

“Mereka (perajin, red) ini semuanya sangat semangat, terlebih lagi ketika mereka dikunjungi seperti ini, akan tambah semangat lagi,” terang ibu Mufidah kepada sejumlah awak media.

Dirinya juga berharap, peran DEKRANAS dan DEKRANASDA Kalteng, dapat terus ditingkatkan, untuk menggali segala potensi kerajinan nusantara yang dapat dikembangkan, terlebih lagi di Kalteng.

Ditempat yang sama, Ketua DEKRANASDA Kalteng ibu Yulistra Ivo Sugianto Sabran menyampaikan, produk-produk yang ada merupakan hasil dari para perajin, yang berasal dari daerah kabupaten kota se Kalteng.

DEKRANASDA sudah ada di seluruh kabupaten kota se Kalteng. Harapannya, melalui pembukaan Gallery Central Borneo Souvenir ini, produk-produk lokal dapat semakin dikenal, dan terus berkembang.

“Selain anyaman rotan, Kalteng juga memiliki kain batik khas Kalteng, atau dalam istilah yang digunakan adalah ‘benang bintik’. Ada berbagai macam motif dari benang bintik, diantaranya seperti yang saya gunakan ini adalah motif Kalakai,” ucapnya.

produk-produk yang dihasilkan para perajin asli Kalteng ini, tidak kalah bersaing dengan produk-produk para perajin dari luar Kalteng. Karena, produk Kalteng memiliki daya tarik dan keistimewaan tersendiri.

Seusai rangkaian kegiatan, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Kalteng, Lies Fahimah mengutarakan, sangat bersyukur dengan pembukaan Gallery Central Borneo Souvenir ini.

“Karena, harapannya masing-masing daerah dapat menampilkan produk-produk hasil para perajin, yang berasal dari kabupaten kota se Kalteng. Terlebih, lokasinya berada di Kota Palangka Raya. Dan, Kota Palangka Raya kan, frekuensinya lebih banyak dikunjungi, jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Kalteng,” kata Lies Fahimah.

Lies menerangkan, sebenarnya berkenaan dengan permodalan, untuk para perajin itu tidak menjadi kendala. Karena, banyak fasilitas permodalan yang dapat diakses. Begitupula dalam hal pemasaran,  itu juga bukan menjadi suatu kendala.

Sebabnya, Dinas Kop dan UKM Kalteng, seringkali mengikutsertakan para perajin, untuk mengikuti berbagai pameran. Selain itu, pihaknya sering memfasilitasi para perajin, melalui pemasaran online secara rutin, seperti di pusat pelayanan usaha terpadu.

Yang perlu ditingkatkan,  lebih pada kompetensi, dan pengembangan motif dan inovasi  produknya, agar tidak monoton. Harus ada pengembangan model-model baru. Sehingga, hasil para perajin semakin diminati oleh pasar.

“Alasan inilah, yang menjadi perhatian bersama, yakni dengan salah satu upaya nya adalah, disarankan agar para perajin, sering-sering mengikuti berbagai macam pelatihan pengembangan model produk usaha,” pungkasnya.(YS).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *