Pembalakan Liar Masih Sering Terjadi Di Kalteng

kegiatan pembalakan liar yang terjadi di sepanjang sungai mantangai Kabupaten Kapuas. Foto : BOS

Beritakalteng, Palangka Raya- kegiatan pembalakan liar oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab khususnya di wilayah Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah tampaknya masih sering terjadi.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya temuan perambahan hutan gang diduga untuk kepentingan industri kayu, dan ini terus berlangsung setiap hari di sepanjang Sungai Mantangai.

Jhanson Regalino, Program Manager Program Konservasi Mawas Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation(Yayasan BOS) dalam tulisan yang dikirim ke redaksi beritakalteng.com

Menyampaikan, Tim dari Program Konservasi Mawas selalu melaporkan kejadian yang ditemui di lapangan kepada pihak yang berwajib, namundeforestasi ini masih saja terus terjadi.

“Tim Mawas hampir setiap kali menemui iring-iringan kayu hasil tebangan ini di sungai saat berpatroli di wilayah kerja kami yang mencakup 300 ribu hektar” kata Jhanson Regalino.

Atas temuan itu, pihaknya melaporkan kepada aparat penegak hukum dalam hal ini Kepolisian. Mengingat yayasan BOS tidak memiliki kewenangan penindakan atau penegakan hukum.

Selama bulan Januari 2018 pihaknya mencatat telah menemukan lebih dari 5.000 batang kayu. Lokasi penemuan ini tersebar di 15 titik yang berbeda di sepanjang Sungai Mantangai, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas saja.

“Kami sangat khawatir kegiatan ini bisa memperburuk kondisi lingkungan hidup, terutama di hutan gambut di Kabupaten Kapuas, terlebih mengingat telah muncul sejumlah titik api di beberapa provinsi, termasuk Kalimantan Tengah.” paparnya menambahkan.

Disamping itu, Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS menambahkan, Hutan gambut adalah kawasan yang sangat mudah terbakar, dan hutan gambut di daerah ini sudah sangat terdegradasi.

“kita semua harus belajar dari kebakaran besar di tahun 2015. Secara total, diperkirakan kerugian Negara mencapai Rp.221 triliun, dengan 2,6 juta hektar hutan dan lahan pertanian musnah.” ujarnya.

Pihaknya juga menyerukan agar aparat berwenang segera menertibkan kegiatan penebangan kayu ini, sebelum kita semua kembali dilanda bencana lingkungan berikutnya.

“Kita harus bekerja keras menjaga kawasan ini karena saat ini, kami melindungi sekitar 2.550 orangutan liar yang berada di wilayah ini.” tutupnya.(Aa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *