Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Dengan hutannya yang luas, serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya, sehingga layak dinobatkan oleh Komite Perdamaian Dunia pada tahun 2018 lalu, menjadi Ibukota paru-paru dunia.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka WWF berkolaborasi dengan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (Kehutanan Faperta UPR), KPH Katingan Hulu XVII melakukan sebuah kajian tentang penilaian karbon pada wilayah tertentu, di kesatuan pengelolaan hutan produksi di Katingan Hulu uni XVII.
Dari hasil kajian penilaian tersebut, akhirnya untuk hasil penilaian pun disampaikan ke masyarakat, melalui kegiatan konsultasi publik, yang diadakan oleh WWF, Jurusan Kehutanan Faperta UPR dan KPH Katingan Hulu unit XVII, yang dilaksanakan bertempat di aula Palangka UPR, Selasa (22/10).
Dekan Faperta UPR Dr Ir Sosilawaty, yang pada kesempatan ini diwakili oleh Wakil Dekan Dekan II Faperta UPR Ir Emmy Antang MSi sekaligus membuka kegiatan konsultasi publik ini.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan hari ini. Tentunya, kegiatan ini sangat baik sekali dilaksanakan, terlebih khusus sivitas akademika UPR siap mendukung semua kajian yang telah dilakukan, dan akan dilakukan bersama-sama dengan pihak WWF kedepannya,” kata Ir Emmy Antang MSi.
Ditempat yang sama, Forest Coordinator Kalimantan Forest & Freshwater WWF Indonesia Indra Bayu Patimaleh mengatakan, kegiatan ini masih dalam rangkaian kerjasama dalam hal penelitian dan kajian, yang dilakukan bersama antara WWF dengan UPR.
Kerjasama yang dilakukan, diantaranya adalah berbagai penelitian atau kajian, yangmana salah satunya adalah penilaian kadar karbon pada wilayah tertentu, dimana kali ini penelitian dilakukan di wilayah KPH Katingan Hulu unit XVII.
Lanjut Bayu menerangkan, kegiatah ini merupakan kegiatan akhir, dari rangkaian penilaian kadar karbon di wilayah KPH Katingan Hulu unit XVII. Adapun tujuannya, yakni untuk mengetahui komposisi dan struktur vegetasi di KPHP Katingan Hulu unit XVII, pada berbagai tipe ekosistem di areal WITU KPHP Katingan Hulu.
Kemudian, untuk mengetahui besarnya cadangan karbon di atas permukaan tanah, pada berbagai tipe ekosistem di areal WITU KPHP Katingan Hulu, serta yang terakhir adalah membandingkan dan menganalisa komposisi dan variasi besaran kandungan karbon, di atas permukaan tanah, pada berbagai tipe ekosistem di areal WITU KPHP Katingan Hulu.
Sebagai kesimpulan, dari penelitian tersebut, yakni kandungan karbon di atas permukaan tanah bervariasi, tergantung pada type ekosistemnya. Ekosistem hutan sekunder dataran rendah memiliki rata-rata kandungan karbon di atas permukaan tanah tertinggi, dikuti oleh hutan sekunder dataran tinggi, hutan gambut sekunder, hutan tanaman industry, kebun sawit, kebun karet, hutan berotan dan semak belukar.
Untuk total kandungan karbon di wilayah WITU KPHP Katingan Hulu sebesar 13,34 juta Mg karbon yang equivalen dengan 48,91 juta Mg CO2. Dan yang terakhir, pada beberapa tipe ekosistem, seperti hutan gambut sekunder, hutan sekunder dataran rendah, hutan sekunder dataran tinggi dan semak belukar, jumlah spesies tingkat pohon lebih besar dari pada tingkat semai, pancang dan tiang.(YS)