Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Pada paparan presentasi Komandan Satuan Tugas (satgas) karhutla Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Kolonel Arm Saiful Rizal S.Sos, dalam rapat koordinasi (rakor) karhutla, yang dihadiri oleh Kepala BNPB Pusat Letjend TNI (purna) Doni Monardo, yang diselenggakan di VIP Bandar Udara Tjilik Riwut, Minggu (04/08).
Diketahui, bahwa ada 4 (empat) wilayah yang memiliki luasan lahan relatif besar terbakar, diantaranya Kota Palangka Raya, Kabupaten Seruyan, Pulang Pisau (Pulpis) dan Kotawaringin Timur (Kotim).
Data tersebut, diperoleh melalui data yang berhasil terhimpun, oleh tim satgas karhutla Kalteng, terhitung sejak tanggal 01 Januari hingga 02 Agustus 2019. Baik itu, yang dilakukan oleh satgas karhutla provinsi kabupaten kota se Kalteng.
Komandan Satgas karhutla Provinsi Kalteng, yang juga menjabat Komandan Resort Militer 102/PJG, Kolonel Arm Saiful Rizal SSos menyampaikan, keempat wilayah, yang lahannya terbakar relatif luas, diantaranya Kota Palangka Raya dengan luas lahan terbakar ada 491,04 Ha.
Kabupaten Seruyan ada 312,2 Ha, Kabupaten Pulang Pisau ada 221,94 Ha, serta Kabupaten Kabupaten Kotawaringin Timur ada 96,56 Ha. Sementara, untuk wilayah kabupaten lainnya, masih relatif tidak seberapa luas, jika dibandingkan 4 wilayah tersebut.
“Sebab-sebab karhutla itu sendiri timbul, diantaranya adalah adanya unsur kesengajaan atau kelalaian, lahan berasap berawal terjadi api, serta angin puting beliung,” terang Dansatgas Karhutla Provinsi Kalteng, dalam penyajian presentasinya pada kegiatan Rakor karhutla.
Saat ini upaya penanganan darurat bencana Karhutla, sudah dilakukan secara terus menerus, dengan bersinergi antara satgas provinsi kabupaten maupun kota se Kalteng.
Ia juga berharap, selain peran satgas dalam mencegah karhutla, partisipasi masyarakat setempat, dalam melakukan pencegahan karhutla, juga perlu ditingkatkan. Sebab, ini sudah menjadi tanggungjawab, bersama antara satgas karhutla dengan komponen-komponen masyarakat.
Sementara itu, Kepala BNPB Pusat Letjend TNI (purna) Doni Monardo mengatakan, dalam mencegah dan menanggulangi karhutla di Kalteng, membutuhkan keterlibatan semua pihak. Keberadaannya, untuk memberikan semangat kepada pemerintah daerah, terlebih kepada tim satgas karhutla yang sudah bekerja, untuk lebih optimal lagi.
Selain itu, dalam upaya pencegahan, perlu adanya sinergitas antara satgas karhutla yang ada di provinsi kabupaten maupun kota, bersama-sama dengan komponen masyarakat di Kalteng.
“Berikut, jajaran TNI Polri, serta jajaran komponen-komponen masyarakat, para penjaga lingkungan. Agar lebih giat lagi, dalam upaya pencegahan. Kita juga mengajak seluruh masyarakat, untuk tidak lagi membakar lahannya.”
“Karena, dari data-data yang ada, kalau sudah terbakar, itu akan sulit sekali dipadamkan. Yang pertama itu sulit, kemudian biayanya pun sangat besar, serta waktu pemadamannya pun relatif lama,” katanya.
Letjend TNI (purna) Doni Monardo juga mengutarakan, mengingat, kedalaman gambut ada yang lebih dari 20 meter. Bahkan, seperti di Riau, ada kedalaman gambutnya yang lebih dari 36 meter.
“Jadi, bisa dihitung volume air yang bisa masuk hingga ke dalam gambut, hanya beberapa meter saja. Dan api, tetap bersarang dalam dasar gambut. Yang nanti, itu hanya bisa padam ketika musim penghujan saja,” ujarnya.
Ditambahkannya, peran media dalam melakukan pencegahan, dengan berani mengungkapkan dan berani menyampaikan informasi.
“Makanya, saya minta untuk kawan-kawan media hadir kemari, agar bisa mendapatkan informasi. Serta, mengetahui posko, dan tugas yang telah dilakukan oleh tim satgas karhutla, dalam mencegah dan menanggulangi karhutla di Kalteng,” imbuhnya.
Dirinya juga berpesan, agar hal ini tidak boleh terjadi setiap tahunnya. Karena, kejadian ini sudah cukup menyita perhatian, waktu, tenaga dan biaya. “Terlebih lagi, ketika asapnya ini masuk hingga ke negara tetangga. Dan tentunya, sebagai bangsa kita malu. Dan, budaya malu itu juga bisa ditularkan hingga pada masyarakat,” tuturnya.
Ia mengatakan, pentingnya peran media disini, adalah agar munculnya rasa takut, dari siapapun kalau membakar lahan. Karena, akan diberitakan. Hal ini juga dimaksudkan, untuk mendorong adanya kesadaran bersama, serta mengurangi penyebab terjadinya karhutla.
“Ketika adanya kesadaran bersama, maka penyebabnya akan berkurang, dan kebakaran pun juga turut berkurang. Sehingga, kita pun tidak perlu lagi memadamkan api,” pesannya.
Kembali, Letjend TNI (purna) Doni Monardo mengatakan, penanganan karhutla di setiap daerah, memiliki pola dan cara yang berbeda-beda, untuk menyelesaikannya.
“Kita berharap, pemerintah daerah Kalteng, bersama-sama dengan masyarakat dapat menemukan cara mengatasinya, sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat setempat,” pungkasnya.(YS)