Palangka Raya, Beritakalteng.com – Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, M. Reza Prabowo, menjelaskan bahwa penentuan kuota sekolah gratis dan bantuan pendidikan tahun 2026 akan dilakukan secara terukur dan berbasis data. Hal ini sejalan dengan pernyataan Gubernur Kalteng yang disampaikan di berbagai media.
Reza menjelaskan bahwa Gubernur akan melihat jumlah lulusan setiap tahun di Kalimantan Tengah sebagai dasar perhitungan. Dari data tersebut, pemerintah kemudian menghitung rasio antara jumlah calon penerima dengan daya tampung program sekolah gratis yang tersedia.
Menurutnya, kuota penerima bantuan tidak ditentukan secara sembarangan. Semua dihitung berdasarkan kebutuhan riil di lapangan agar program tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Dengan mencontohkan kondisi saat ini, di mana dari total kuota sekitar 10 ribu penerima, baru terisi sekitar 3.060 orang. Kondisi ini dinilai cukup ironis karena masih banyak masyarakat yang sebenarnya membutuhkan bantuan pendidikan,”ucap Reza saat diwawancarai oleh awak media di Halaman SMAN 3 Palangka Raya.
Ia menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama adalah persoalan data. Penerima beasiswa saat ini benar-benar melalui proses profiling yang ketat untuk memastikan kondisi ekonomi keluarga yang bersangkutan.
Ia menyebut adanya indikator khusus yang digunakan, salah satunya dikenal dengan istilah “Aladin”, yakni kondisi atap, lantai, dan dinding rumah. Indikator ini digunakan untuk melihat langsung tingkat kelayakan penerima bantuan.
Meski demikian, Reza mengakui masih terdapat warga yang secara nyata tidak mampu, tetapi tidak terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) maupun DTSEN. Untuk kondisi tersebut, pihaknya telah meminta arahan langsung kepada Gubernur.
Ia menegaskan bahwa kebijakan Gubernur Kalteng sangat berpihak kepada masyarakat tidak mampu. Oleh karena itu, meskipun belum tercatat dalam sistem data, warga yang benar-benar membutuhkan tetap diupayakan untuk mendapat bantuan.
“Pada prinsipnya kami mendukung penuh kebijakan Bapak Gubernur, karena beasiswa dan sekolah gratis ini memang ditujukan untuk masyarakat yang tidak mampu,” tegas Reza.
Selain bantuan pendidikan, pemerintah juga menyiapkan fasilitas pendukung berupa perlengkapan sekolah gratis. Namun, pendistribusiannya masih menunggu proses pemeriksaan kualitas atau quality control (QC).
“Saat ini perlengkapan tersebut sudah berada di sekolah-sekolah dan sedang dicek satu per satu oleh tim. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan kualitas dan kuantitas barang benar-benar sesuai standar,”lugasnya.
Ia menekankan bahwa kualitas bahan menjadi perhatian utama. Pemerintah tidak ingin memberikan perlengkapan dengan bahan yang tidak nyaman bagi siswa.
Bahkan, Reza mengungkapkan bahwa dirinya turut mencoba langsung kualitas pakaian sekolah tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan bagi anak-anak saat digunakan dalam aktivitas belajar sehari-hari.
Menurutnya, jika pakaian terasa panas atau tidak nyaman dipakai oleh orang dewasa, maka sudah pasti tidak layak untuk anak-anak. Oleh karena itu, pihaknya mencari bahan yang sejuk dan nyaman.
Ia menambahkan bahwa pendistribusian perlengkapan sekolah direncanakan dilakukan setelah libur Tahun Baru. Hal ini agar seluruh proses pemeriksaan benar-benar selesai dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Hal ini, ia meminta masyarakat untuk bersabar dan mempercayakan proses ini kepada mekanisme pemerintah. Semua langkah yang dilakukan, kata Reza, bertujuan memastikan program pendidikan gratis benar-benar memberi manfaat maksimal bagi anak-anak Kalimantan Tengah,”takasnya. (Wid)
BeritaKalteng.Com Bersama Membangun Kalimantan Tengah