Foto : Tim dari DKPP Barsel bersama warga Dusun Luwir saat melakukan pemeriksaan di perkebunan yang diduga terdampak lumpur akibat luapan sungai Singan, Rabu (25/6/2025).

DKPP Temukan Kondisi Tanam Tumbuh di Areal Berlumpur Mengalami Gangguan Fisiologis

Beritakalteng.com, BUNTOK – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Barito Selatan menyampaikan bahwa tanam tumbuh di areal yang berlumpur mengalami gangguan fisiologis.

Disampaikan oleh Kepala DKPP Barsel, Ida Safitri melalui JFT Pengawas Mutu Hasil Pertanian ( PMHP ) Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Rudi Hartono, berdasarkan hasil pemeriksaan DKPP bersama masyarakat dalam investigasi yang dilakukan terkait dugaan pencemaran lingkungan hidup akibat aktivitas PT. Multi Tambangjaya Utama (MUTU) di sungai Singan, Dusun Luwir, Desa Muara Singan, Kecamatan Gunung Bintang Awai (GBA), Rabu (25/6/2025) lalu, ada sejumlah kesimpulan yang diperoleh.

Dikatakan dia, berdasarkan pengamatan di lapangan, DKPP menyimpulkan dua hal, yakni pertama adalah sebagian besar tanam tumbuh berupa tanaman pangan, perkebunan, maupun hortikultura pohon yang berada di perkebunan warga yang terdampak lumpur, mengalami gangguan fisiologis berupa kematian secara fisik.

“Berdasarkan pengamatan, bahwa baik itu tanaman pangan, perkebunan maupun tanaman hortikultura ini, ada terjadi gangguan fisiologis. Ini pengamatan dalam arti fisik gitu kan,” terangnya saat ditemui awak media di kantor DKPP Barsel di Buntok, Senin (30/6/2025).

Selanjutnya, beber Rudi, telah terjadi pendangkalan di sungai Singan wilayah Dusun Luwir. Ini jelas dia, mengakibatkan sungai yang di wilayah Luwir menjadi menyempit dan tidak mampu menampung debit air yang dikirim dari wilayah hulu sungai.

“Sehingga air yang berlebihan ini yang meluap dan membawa lumpur ke lahan pertanaman. Sehingga ini mengakibatkan tanaman itu tumbuh tidak normal atau terganggu,” jelasnya.

Sementara itu, kata dia lagi, kondisi tanaman yang berada di areal yang tidak terdampak lumpur, tanaman milik warga tumbuh dengan normal atau tidak mengalami gangguan fisiologis.

“Nah di bagian yang atas, (perkebunan) di dekat kuburan, disitu kondisinya (tanaman) yang normal. Karena memang tidak ada lumpur di areal itu,” beber Rudi.

“Kalau melihat sendimen yang ada, memang semua tanaman kalau ada banjir itu pasti ada dampaknya, sudah pasti itu,” lanjut dia.

Foto : Kondisi kebun warga yang dipenuhi lumpur, ditemukan bahwa tanam tumbuh mengalami gangguan fisiologis.

Akan tetapi, kalau melihat di lokasi, karena kebanyakan tanaman yang ada adalah komoditas perkebunan dan tanaman hortikultura pohon, secara spesifik wilayah yang dataran tinggi mengalami pertumbuhan yang bagus, sementara di areal yang berlumpur banyak memang terganggu kondisinya, terutama perakarannya tidak bisa tumbuh optimal.

“Itu secara teknis kami melihat, tapi kalau secara detail secara uji laboratorium kita tidak punya alat pengujian,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Kepala DKPP Barsel, Ida Safitri, meminta masyarakat untuk bersabar menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel tanah atau lumpur yang diambil oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Barsel.

“Saran kita masih menunggu hasil uji lab tanahnya yang diambil oleh DLH,” ucapnya.

“Nanti kalau sudah ada hasil uji lab tanah, nanti kami juga akan mengatakan persyaratan tumbuh tanaman itu. Kita sama – sama menjaga supaya tidak semakin panas, jadi kita menunggu hasil uji lab dan ini harus dibuktikan secara ilmiah. Kalau kasat mata, mungkin bisa salah kita menilai,” tandas Ida.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *