Penyaluran Kredit di Kalteng Masih Terkonsentrasi di Tiga Daerah Ini

PALANGKARAYA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Tengah mencatat bahwa Penyaluran kredit sampai dengan Mei 2024 masih didominasi oleh Kredit Konsumsi dengan porsi Rp18,41 triliun atau 8,74 persen, Diikuti dengan modal kerja 7 persen atau Rp14,44 triliun, Invesrasi 8,34 persen atau Rp13, 33 triliun.

Kepala OJK Kalteng, Primandanu Febriyan Aziz menyampaikan bahwa dari sisi distribusi di masing-masing Kabupaten dan Kota tercatat, penyaluran kredit tertinggi berada di Kota Palangkaraya Rp17,90 miliar disusul Kotawaringin Timur Rp9,23 miliar dan Kotawaringin Barat Rp8,49 miliar.

Sementara untuk Kabupaten Kapuas penyaluran kredit tercata hanya sebesar Rp2, 33 miliar dan disusul penyaluran kredit di Kabupaten Barito Utara tercata Rp2, 29 miliar.

“Kalau kita lihat penyaluran kredit proposinya masih didominasi di Kota Palangkaraya dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Dengan memaksimalkan program tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD) dan bekerjasama dengan stakeholder yang ada kedepan dapat mewujudkan pemerataan penyaluran kredit di Kabupaten yang ada di Provinsi Kalimatan Tengah,” kata Primandanu, Selasa (11/6/2024).

Primandanu juga menyampaikan bahwa dalam mewujudkan pemerataan penyaluran kerdit tentunya dibutukan kerjasama dan optimalisasi peran yang dilakukan oleh TPAKD dimasing-masing Kabupaten dan Kota melalui program literasi dan inklusinya.

Pihaknya juga kedepan akan mengintensifkan program-program dari Pusat, salah satunya yakni program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) yangmana program ini akan lebih meyasar dan menjangkau kedaerah-daerah yang secara geografis sulit dijangkau sehingga pemerataan penyaluran kredit terjadi.

“Selain memaksimalkan fungsi dari TPAKD, kita juga melakukan optimalisasi penyaluran kredit pembiayaan UMKM. Tentunya kami juga berkerjasama dengan Bank Indonesia dan stakeholder lainya sehingga penyaluran kredit UMKM ini kedepanya juga bisa merata,” bebernyar menambahkan.

Hal itu ujarnya lebih dalam tidak lepas dari sinergitas dari rekan-rekan media bagaimana literasi keuangan bisa sampai kepada masyarakat, sehingga upaya ini dapat lebih mudah mendorong dari sisi inklusinya.(a2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *