PSSI Barsel Undang Eks Pemain Liga 1 Untuk Berikan Coaching Clinic

Foto : Berkomitmen memajukan persepakbolaan daerah, PSSI Barsel undang mantan pemain liga 1, Anderson Da Silva (baju merah), untuk memberikan Coaching Clinic bagi para guru olahraga dan pembina sepakbola usia dini di Barsel.

Beritakalteng.com, BUNTOK – Betkomitmen membangun generasi sepakbola yang lebih baik, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Barito Selatan undang eks pemain liga 1, Anderson Da Silva untuk memberikan Coaching Clinic (pelatihan dasar singkat) kepada para guru dan pembina sepakbola usia dini di daerah setempat.

Diterangkan oleh Ketua PSSI Barsel, Idariani, kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari sekian banyak program PSSI Barsel dalam membangun kualitas persepakbolaan di daerah bersemboyan Dahani Dahanai Tuntung Tulus tersebut.

“Coaching Clinic salah satu program dari PSSI Barsel, dimana kami melakukan pelatihan dasar bagi guru-guru setingkat SD dan SMP yang ada di Kecamatan Dusun Selatan, termasuk juga pesertanya dari club-club yang ada di wilayah Buntok Kota dan sekitarnya,” ungkapnya seusai membuka kegiatan coaching clinic di Aula Hotel Mulya Kencana di Buntok, Barsel, Sabtu (20/11/2021).

Hal ini, kata dia lagi, selaras dengan Instruksi Presiden RI Joko Widodo Nomor 3 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan persepakbolaan nasional.

“Jadi dalam hal ini, kami melaksanakan program ini, diharapkan dimulai dari tingkat SD dan SMP guru-guru olahraga sudah bisa kepelatihan kecil di sekolahnya masing-masing, untuk menumbuhkan minat dan bakat anak-anak kita yang hobi dalam bidang olahraga,” imbuhnya.

Selanjutnya diakui oleh Idariani, selain coaching clinic, saat ini PSSI Barsel juga tengah melaksanakan beberapa program pembangunan persepakbolaan lainnya, yaitu turut serta mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti program pelatihan nasional di Palangka Raya.

Dimana dari lima peserta yang dikirim mengikuti program kepelatihan tersebut, dua diantaranya adalah perempuan.

Hal ini, ucapnya lagi, diharapkan mampu menggeliatkan semangat persepakbolaan perempuan di Barsel, hingga kedepannya bisa menjadi salah satu daerah yang berkontribusi terhadap dunia persepakbolaan nasional.

“Dimana kita harapkan agar sepakbola wanita mulai menggeliat di Barsel dan akan muncul bibit-bibit pesepakbola wanita yang handal. Dimana kita tahu, beberapa waktu yang lalu ada tiga pemain sepakbola wanita Kalimantan Tengah yang direkrut PSSI pusat menjadi pemain nasional, itu merupakan kebanggan bagi kita semua,” tuturnya.

Selain dua program tersebut, guna meningkatkan kualitas pemimpin pertandingan yang ada di Barsel sehingga mampu mandiri dalam melaksanakan pertandingan, PSSI Barsel dalam waktu dekat akan mengirimkan dua orang perwakilan dalam kegiatan pelatihan kepemimpinan pertandingan yang akan diselenggarakan di Provinsi Banda Aceh.

“Jadi kami mengirimkan wakil dari sini, sehingga kedepannya Barsel bisa menyelenggarakan pertandingan itu tanpa meminta bantuan provinsi atau pihak lain, untuk melaksanakan pertandingan,” jelasnya.

Dapat terlaksananya beberapa program ini, merupakan suatu prestasi tersendiri bagi PSSI Barsel di tengah situasi sulitnya mendapatkan izin menggelar turnamen dan program lainnya dikarenakan masih dalam keadaan pandemi Covid-19.

“Intinya, semuanya adalah untuk kemajuan sepakbola di Barsel kedepannya,” pungkas Idariani.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Anderson Da Silva membeberkan, bahwa dalam kegiatan yang dijadwalkan digelar selama dua hari yakni dari tanggal 20 sampai 21 November 2021 tersebut, dirinya akan melaksanakan pelatihan baik itu materi maupun praktek bagi sedikitnya 30 peserta yang terdiri dari para guru olahraga SD dan SMP serta para pembina club sepakbola yang ada di Buntok dan sekitarnya itu.

Diakui oleh pria yang pernah merumput di Persebaya Surabaya dan PSS Sleman ini, ada beberapa hal yang akan ia bagi kepada para peserta coaching clinic nantinya, yakni berkaitan dengan ilmu dasar sepakbola.

“Tadi untuk materi simpel saja, untuk ajarin usia dini ya gampang saja, mulai dari pasing kontrol, pasing kontrol, caranya yang benar tendang bola, kontrol bola sama disiplin posisi. Sebenarnya sedikit saja, mulai dari junior ya seperti itu,” urai pesepakbola kelahiran Brasil 12 Mei 1975 ini.

“Ya nanti kita akan main ke lapangan, nanti akan ada beberapa pemain yang dibawa kesana, nanti kita akan bikin program latihan dengan cone, ada bola, ya kita (latih) semualah. Dengan waktu sempit, kita lakukan latihan yang terbaik,” lanjutnya lagi.

Ada hal unik yang terjadi saat pria yang sudah 21 tahun berada di Indonesia ini ketika menanggapi pertanyaan mengenai kesan kunjungan pertamanya ke Barsel, ia menganggap bahwa suasana di Bumi Batuah itu sama dengan tempat tinggalnya saat ini, yaitu Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

“Ya baguslah, sudah mantab di sini, sudah jadi warga Banjar sudah,” celetuknya sembari tertawa.(Sebastian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *