FOTO :

Rektor UPR Hadiri Seminar Budaya Nusantara

FOTO : Rektor UPR, Dr. Andrie Elia, SE,MSi ketika memberikan sambutan pada kegiatan Seminar Budaya Nusantara

Beritakalteng.com, palangka raya – pada masa pertukaran informasi yang begitu cepat dalam arus globalisasi saat ini, perubahan tatanan sosial kebudayaan begitu terasa salah satunya adalah masuk dan bertumbuhnya pengaruh budaya-budaya asing yang tidak sejalan lurus dengan budaya luhur bangsa. 

Generasi masa ini, generasi milenial, dan generasi masa depan akan selalu mengalami degradasi budaya apabila tidak ada langkah nyata dan semangat yang tinggi dari kita untuk memeprtahankan dan mengembangkan seni budaya yang merupakan kekayaan bangsa dan indentitas bangsa indonesia ini.

Seperti yang disampaikan oleh rektor universitas palangka raya (upr), dr. Andrie elia, se,msi ketika menghadiri kegiatan webinar budaya Nusantara seri 9 dengang tema: “mendesain seni Pertunjukan berdasarkan tradisi lisan”

“kurangnya perhatian terhadap seni budaya juga akan memunculkannya pengaruh dan permasalahan lain yakni dapat diambilnya seni budaya kita oleh bangsa lain. Jika ini terjadi, ujarnya menambahkan alangkah penyesalan yang besar timbul dalam diri kita karena kehilangan jati diri bangsa oleh ketidakpedulian kita terhadap seni budaya kita sendiri, seperti pepatah dayak mengatakan tepun huma bisa kajang yang artinya pemilik rumah basah barang-barangnya,” kata Rektor, Sabtu (23/10/2021)

Dijelaskan Ketua Haria Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng ini, KSBN ini Hadir di tengah-tengah peliknya permasalahan seni budaya di negeri ini. untuk menjadi salah satu organisasi yang memberikan perhatian dan konsentrasi penuh dalam hal pemertahanan, pelestarian, dan pengembangan seni budaya, khususnya seni budaya di kalimantan tengah.

Degradasi seni budaya, bukanlah isapan Jempol belaka. beberapa tahun terakhir ini, Budaya toleransi dan gotong royong sudah mulai Ditinggalkan. Keadaan bangsa ini terpecah belah oleh perbedaan pandangan politik yang mengedepankan politik identitas sehingga memunculkan isu suku, agama, ras, dan antar golongan.

“Seharusnya, dalam negara yang pancasila, yang berbhineka tunggal ika ini, kita semua adalah saudara, Kita semua adalah satu tumpah darah indonesia, yang damai, tolerasi dan penuh kasih sayang sesama manusia sesuai falsafah budaya kita yaitu budaya huma betang,” bebernya.

Oleh karena itu, lanjut Andrie menambahkan sekaligus mengajak UPR memberikan konsentrasi penuh untuk mengembangkan seni budaya serta nilai-nilai luhur bangsa kita terutama di kalimantan tengah.

“Tentu saya menyadari, hal ini tidak dapat saya lakukan seorang diri, saya bersama anda yang hadir di ruang virtual ini, seluruh elemen bangsa ini, mari kita bersama-sama, bahu membahu untuk memepertahankan dan mengembangkan seni dan budaya kita agar semakin maju ke depan dan menjadi identitas bangsa serta kekayaan bangsa yang akan kita wariskan kepada generasi yang akan datang,” tutupnya.(a2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *