DPRD Barsel Apresiasi Pengembangan Desa Wisata di Dushil dan Jenamas

Foto : H. Zainal Khairuddin, SP.

Beritakalteng.com, BUNTOK – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Barito Selatan, H. Zainal Khairuddin, mengapresiasi pengembangan desa wisata di Kecamatan Jenamas dan Dusun Hilir (Dushil) yang mengedepankan inovasi potensi alam dan kerajinan masyarakat setempat.

Apresiasi ini ia kemukakan saat mendampingi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Barsel, Manat Simanjuntak, Sabtu (9/10/2021).

Dalam kunjungan yang dilakukan di tiga lokasi, yaitu pusat kerajinan enceng gondok di Kelurahan Rantau Kujang dan pusat pengembangan peternakan kerbau rawa di Desa Tampulang, Kecamatan Jenamas, serta kawasan ekosistem air hitam di desa Muara Puning, Batampang dan Batilap, Kecamatan Dushil, politisi PPP ini merasa cukup terpukau dengan apa yang sudah dilakukan oleh pihak Dinas.

“Dari beberapa tempat yang dikunjungi, kami sangat mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya kebijakan dan inovasi yang dilakukan Disporaparbud Barsel untuk menggali potensi wisata yang ada di Barsel,” apresiasinya.

Terutama potensi wisata kerbau rawa yang ada di desa Tampulang dan wisata ekosistem air hitam, karena kedua destinasi wisata tersebut tidak terdapat di daerah lain di Indonesia.

“Oleh karena kita patut bangga dgn potensi alam kita dn kebijakan yg dilakukan oleh Disporaparbud Barsel,” ucapnya.

“Kami meminta kepada semua stakeholder yang ada di Barsel, agar ikut serta membantu mengembangkan potensi wisata kita yang ada,” pesan Zainal.

Terkhusus untuk pusat kerajinan eceng gondok di Kelurahan Rantau Kujang, ia mengatakan potensi itu harus lebih ditingkatkan lagi, sebab banyak keuntungan di balik kerajinan tersebut, diantaranya adalah menambah pendapatan ekonomi keluarga.

Apalagi bahan baku eceng gondok yang berlimpah ruah, membuat masyarakat tidak perlu membeli, cukup mengambil di sungai-sungai sekitar desa.

Dengan demikian, selain bernilai ekonomi, pemanfaatan enceng gondok sebagai bahan utama kerajinan juga akan berdampak mengurangi pencemaran air. Karena tanaman ini sangat-sangat mengganggu warga di bidang transportasi air, dengan perkembang biakannya yang terbilang cepat, sehingga akan menutup alur sungai dan danau.

“Kegiatan ini, bisa membuka lapangan kerja terutama pada saat pandemi Covid-19 sekarang ini, angka pengangguran semakin meningkat,” tuturnya.

“Dengan dikembangkannya kerajinan eceng gondok, maka para ibu-ibu dan para remaja bisa ikut mengolah kerajinan eceng gondok,” sebutnya lagi.

Ia menyarankan, untuk mendukung perkembangan pariwisata, khususnya wisata kerbau rawa yang tempatnya berdekatan, diharapkan para pengunjung wisata kerbau rawa bisa sekaligus membeli kerajinan eceng gondok.

Selanjutnya, supaya kerajinan tersebut lebih berkembang, maka pemerintah perlu membantu mereka membuat semacam sanggar, agar ada tempat untuk masyarkat lainnya yang berminat dan para pngunjung bisa ikut belajar atau mencoba bagaimana cara membuat kerajinan tersebut.

Termasuk pembuatan galeri untuk tempat pemasaran yang lebih mempermudah para pembeli mendapatkan hasil kerajinan itu.

“Untuk memperluas marketing, perlu mereka diundang untuk mengikuti pameran baik di tingkat kabupaten, provinsi dan bahkan nasional. Agar masyakat luas bisa langsung melihat hasil kerajinan eceng gondok yang dulunya hanya sebgai tumbuhan pengganggu (gulma), ternyata bisa menjadi kerajinan yang memiliki manfaat dan bernilai jual tinggi,” tukas Zainal menyarankan.

Sementara itu, untuk pengembangan wisata kerbau rawa perlu didukung sarana dan prasarana, terutama arena perlombaan kerbau rawa.

Degan adanya perlombaan kerbau rawa diharapkan akan menarik minat pengunjung untuk datang menyaksikan perlombaan tersebut, disamping untuk melihat peternakan kerbau secara alami di alam bebas.

“Bagi kawasan ekosistem air hitam, perlu dibuat sarana dan prasarana untuk wisata susur sungai dan tempat-tempat pemancingan ikan, karena alamnya masih asri,” pungkasnya.(Sebastian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
%d blogger menyukai ini: