Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA – Kendati kondisi perekonomian khususnya diwilayah Kalimantan Tengah sempat terpukul akibat pandemi covid-19. Namun potensi pemulihan ekonomi daerah secara gradual mulai terlihat sejak berakhirnya triwulan III 2020, meskipun secara agregat ekonomi daerah pada tahun 2020 belum sepenuhnya normal seperti kondisi sebelum pandemi.
Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah yang sempat tumbuh pada triwulan I 2020, terkontraksi pada dua triwulan berikutnya, masing-masing sebesar -3,15 persen (yoy) pada triwulan II 2020 dan sebesar -3,12 persen (yoy) pada triwulan III 2020.
Seperti yang disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimanta Tengah, Rihando dalam press release menjelaskan bahwa beberapa indikator ekonomi daerah sampai dengan akhir tahun 2020, baik dari sisi permintaan maupun penawaran menunjukkan adanya perbaikan dengan potensi pertumbuhan kedepan yang perlu disambut dengan optimis dan sinergis.
“Dari sisi permintaan, indikasi pemulihan ekonomi terlihat dari meningkatnya aktivitas ekonomi, baik dari indikator mobilitas masyarakat, konsumsi pemerintah, rumah tangga, ekspor-impor dan investasi,” kata Rihando, senin (11/1/2021).
Berdasarkan data Google Mobility Report Desember 2020 menyatakan, mobilitas masyarakat di tempat tempat umum mengalami peningkatan terutama pada kategori Grocery Pharmacy (Pasar Supermarket, Apotek), Transit Stations (Halte Terminal, bandara) dan Retail Recreations (Restoran Café, Mall, Bioskop Museum, dan Perpustakaan).
Sedangkan, pada kategori workplaces menunjukkan pergerakan yang statis dan berpola sesuai dengan kebijakan Work From Home (WFH) dari instansi dan perkantoran.
“Hal ini turut dikonfirmasi berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah yang menunjukkan adanya kenaikan aktivitas di pelabuhan dan bandara. Frekuensi kunjungan kapal laut di pelabuhan pada November 2020 naik sebesar 1,64 persen, dengan jumlah penumpang melalui transportasi laut naik 2,29 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” katanya menambahkan.
Demikian halnya dengan frekuensi penerbangan pada November 2020 naik sebesar 2,82 persen dengan jumlah penumpang transportasi udara tumbuh sebesar 19,46 persen dan lalu lintas barang melalui udara juga tumbuh sebesar 13,24 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Selain itu, ekonomi daerah pada triwulan IV 2020 turut ditopang oleh meningkatnya konsumsi, baik rumah tangga maupun pemerintah. Perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), hari raya Natal dan Tahun Baru 2021, menjadi salah satu faktor yang mendorong membaiknya konsumsi rumah tangga.
Sedangkan kinerja konsumsi pemerintah, dipengaruhi oleh pesta demokrasi, pemilihan Gubernur bulan Desember 2020 yang berjalan lancar dan aman serta realisasi penyaluran bansos disejumlah daerah pada akhir tahun yang menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi, ditengah keterbatasan akibat pandemi COVID-19.
Demikian halnya pada indikator investasi, diprakirakan meningkat sesuai pola realisasi pembangunan proyek pemda pada akhir tahun serta normalisasi aktivitas investasi swasta seiring dengan perbaikan kondisi dunia usaha pasca dimulainya era adaptasi kebiasaan baru.
Dari sisi penawaran, kinerja sektor pertambangan diprakirakan meningkat mengikuti pola musiman, dimana terjadi kenaikan permintaan global menjelang musim dingin khususnya oleh negara mitra Jepang.
Selain itu, permintaan masyarakat yang meningkat menjelang dan saat hari raya Natal dan Tahun Baru 2021, turut mendorong kinerja lapangan usaha (LU) perdagangan yang sempat lesu selama masa awal pandemi.
Dari sisi LU akomodasi, pada November 2020 mencatat adanya peningkatan tingkat hunian kamar hotel bintang dan nonbintang dibandingkan bulan sebelumya, masing-masing sebesar 4,74 persen dan 1,47 persen. Demikian halnya jumlah tamu sebesar 7,78 persen untuk hotel bintang dan sebesar 1,06 persen untuk hotel nonbintang.
Sedangkan pada LU industri pengolahan, Industri CPO diprakirakan mengalami akselerasi sejalan dengan peak crop yang terjadi pada triwulan IV serta kenaikan harga CPO akibat meningkatnya permintaan global seiring mobilitas masyarakat yang mulai pulih.
Sementara itu, kinerja pada LU konstruksi diperkirakan kembali membaik seiring pola capaian target realisasi APBD yang terjadi pada akhir tahun 2020.
“Momentum pemulihan ekonomi daerah, diprakirakan berlanjut pada tahun 2021 dan perlu dijaga kesinambungannya melalui sinergi membangun optimisme antar pihak yang didukung oleh komunikasi kuat oleh media,” jelasnya lebih dalam.
Beberapa indikator pemulihan tahun 2021 telah terlihat, yaitu adanya vaksin COVID-19, terjaganya mobilitas masyarakat, pemulihan ekonomi negara partner dagang dan program pemerintah dalam berbagai sektor.
Vaksinasi COVID-19 akan menjadi game changer pemulihan ekonomi tahun 2021. Namun efektivitasnya akan tergantung dari penerapan protokol COVID-19 yang disiplin dan ketat oleh masyarakat.
Selama masa vaksinasi, akan dibutuhkan waktu dalam distribusi dan proses vaksinasi kepada seluruh warga negara.
Sehingga, melalui vaksinasi yang disertai dengan protokol COVID-19 yang baik, akan menjaga keberlangsungan mobilitas masyarakat, menciptakan aktivitas ekonomi, mendorong konsumsi dan meningkatkan permintaan yang lebih baik.
Selain itu, dari sisi eksternal pemulihan ekonomi daerah akan terjadi seiring dengan pemulihan ekonomi negara partner dagang yang telah terjadi lebih dahulu meskipun tidak sebesar kondisi sebelum pandemi.
Komoditas ekspor yang akan memberikan dampak pada neraca perdagangan luar negeri Provinsi Kalimantan Tengah yaitu batubara dan CPO.
Demikian juga program nasional food estate, apabila berjalan dengan lancar diprakirakan memberikan multiplier effect yang besar bagi perekonomian daerah baik dari sisi konsumsi, investasi maupun ekspor-impor.(Aa)