Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Perekonomian masyarakat Kalimantan Tengah pada umumnya masih sangat tergantung dari hasil Sumber Daya Alam (SDA) terlebih dari hasil hutan seperti rotan dan karet.
Namun adanya kebijakan tentang larangan ekspor salah satu komoditas hasil alam seperti rotan sejak tahun 2011 lalu, sudah barang tentu akan berimbas langsung terhadap harga serta pendapatan masyarakat.
Persoalan tersebut juga menjadi sorotan dari sejumlah kalangan legislatif DPRD Provinsi Kalteng. Seperti kata Fajar Hariadi kepada awak media, dirinya akan berupaya mencari solusi terbaik.
“kita akan memperjuangkan petani rotan. Kita juga akan menjalin koordinasi dengan daerah-dareah penghasil rotan” ujar Fajar, Jum’at (15/11).
Tidak hanya itu saja, politisi dari PKB ini juga akan terus berupaya memfasilitasi asosiasi petani rotan di semua Kabupaten yang ada di Kalteng.
Anggota Komisi II ini juga menjelaskan, hasil budidaya rotan khsusnya di Kalteng sendiri tidak akan merusak lingkungan karena terus dijaga kelangsungannya, bahkan ketika proses pemanenan dilakukan terhadap rotan yang sudah siap untuk dipanen.
“kita akan terus membangun sinergitas dengan DPRD Kabupaten. Terutama Komisi yang sama-sama membidangi pertanian dan perkebunan”tutupnya.(Aa)