Beritakalteng.com, PALANGKA RAYA- Masih banyaknya tenaga kesehatan dan tenaga medis, yang enggan untuk ditempatkan pada daerah-daerah pelosok, tampaknya masih menjadi pekerjaan rumah, sekaligus menjadi tantangan tersendiri, yang harus segera diselesaikan, termasuk pula oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Hal ini, seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), yang juga merangkap sebagai Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng, dr Suyuti Syamsul, dalam konfrensi pers yang dilaksanakan, di aula Dinskes Kalteng, Jalan Yos Sudarso, Kota Palangka Raya, Selasa (22/10) tadi pagi.
Pada sesi tanya jawab, ketika ditanyakan oleh awak media, berkenaan persoalan masih rendahnya keinginan dari para tenaga medis dan tenaga pendidik, terutama yang berstatus ASN, untuk ditempatkan pada daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Terpencil), dr Suyuti Syamsul membenarkan perihal tersebut.
Lebih lanjut, dr Suyuti menerangkan, berkenaan hal itu pihaknya sedang mengkaji ulang, dan sekaligus pula akan menginventarisir kebutuhan, baik itu tenaga kesehatan (dokter umum, dokter spesialis, perawat dan bidan, red), maupun tenaga pendidik (guru, red) di masing-masing daerah, terutama pada unit layanan kesehatan, seperti di puskesmas, ataupun di sekolah-sekolah SMA/SMK/SLB.
“Kondisi ini memang dinilai cukup sulit, sebab untuk menempatkan seseorang, baik itu dokter, bidan, perawat dan guru juga harus melalui berbagai pertimbangan, dari berbagai lini yang mendasar. Berkenaan dengan penempatan tenaga medis dan tenaga pelosok di berbagai daerah, tentunya itu harus disesuaikan dengan kebutuhan suatu daerah,” terang Suyuti dalam konfrensi persnya.
Sambung Suyuti, untuk penempatan tenaga medis dan tenaga pendidik, itu sebenarnya sudah dilakukan. Terlebih, mengingat para tenaga medis dan tenaga pendidik juga ASN, maka pada saat pertama kali diangkat jadi seorang ASN, para tenaga medis dan tenaga pendidik wajib mengisi formulir pernyataan, siap ditempatkan dimana saja.
Berkenaan, untuk mengisi kurangnya tenaga medis dan tenaga pendidik, pihaknya juga telah memiliki berbagai program, seperti dalam bidang kesehatan, pemerintah pusat melalui Kementrian Kesehatan, memiliki program nusantara sehat, yangmana penempatan tenaga kesehatan berbasis tim.
Itu dilakukan berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi tenaga kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012. Salah satu rekomendasi kajian menunjukkan bahwa penempatan tenaga kesehatan untuk daerah tertentu lebih baik jika dilakukan berbasis tim.
“Untuk Kalteng sendiri, program nusantara sehat sudah berjalan, dan sudah mengcover sejumlah daerah yang dinilai sangat membutuhkan sentuhan manfaat, dari program ini,” ucapnya.
Sementara, untuk distribusi guru di Kalteng, pihaknya saat ini memang sudah melakukan pemetaan persebaran guru. Hal itu, dimaksudkan agar mencegah adanya penumpukkan tenaga pendidik, pada wilayah tertentu ataupun sekolah tertentu saja.
“Hal ini, juga perlu didukung dengan adanya berbagai kebijakan pendukung, baik itu dari pemerintah pusat, hingga pemerintah daerah. Dan, tentunya ini menjadi harapan bersama, agar seluruh masyarakat Kalteng, dapat mengakses semua layanan dasar, baik itu dalam bidang kesehatan maupun pendidikan, seturut visi misi bapak Gubernur H Sugianto, menuju Kalteng Berkah,” tutup Suyuti.(YS)