beritakalteng.com – SAMPIT – Kekeringan atau musim kemarau tidak hanya berdampak pada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur hingga mengakibatkan kabut asap. Tapi juga menyebabkan kesulitan mendapatkan air.
Plt Kepala BPBD Kotim Muhammad Yusuf mengatakan, salah satu kesulitan upaya pemadaman kebakaran adalah untuk mendapatkan air. Artinya air juga berpengaruh dengan pemadaman kebakaran.
“Pasalnya, akibat kekeringan itu petugas mengalami kesulitan untuk mencari sumber air, khususnya di lokasi kebakaran. Memang saat berada di posko, air penuh diisi di mobil pemadam. Tapi intensitas air tersebut tidak mencukupi untuk memadamkan api tersebut. Dengan demikian pemadaman karhutla menjadi terkendala,” akuinya.
Namun, menurut Yusuf, satgas karhutla tetap saja berjuang untuk mencari sumber air untuk memadamkan api akibat karhutla tersebut.
“Kita harus waspada terhadap kemungkinan karhutla ini dimana saja. Tim kita sudah melakukan patroli dan kembali melakukan pendinginan lokasi yang jika sebelumnya terjadi kebakaran. Lokasi tersebut harus didinginkan kembali. Memang saat ini karhutla sudah mulai berkurang dan keberadaan asap pun tidak seperti beberapa hari sebelumnya,” katanya.
Yusuf mengakui, kualitas udara saat ini sudah berangsur membaik. Jika sebelumnya pada pagi hari kabut asap cukup tebal. Tapi hampir 3 hari ini sudah mulai normal kembali. Bahkan keberadaan titik api sudah mulai berkurang. Hal ini menandakan kebakaran hutan dan lahan mengalami penurunan.
“Saya berharap kondisi ini akan berangsur membaik, dan masyarakat dapat kembali beraktivitas tanpa ada gangguan pernapasan akibat asap. Semuanya berharap akan datangnya hujan untuk mengatasi masalah karhutla ini,” pintanya.
Namun Yusuf juga berterima kasih kepada tim satgas karhutla dan seluruh pihak yang sudah ikut andil dalam penanganan karhutla ini. Sebab dengan adanya kebersamaan seperti ini akan mempermudah dalam penanganan karhutla. (agg)